Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. tancap gas pada sesi pertama perdagangan Rabu (29/7/2020).
Emiten berkode saham KRAS itu langsung menguat 10 poin ke level Rp384 sejak pembukaan sesi Rabu (29/7/2020). Harga saham sempat menyentuh level resistance Rp424 pada awal perdagangan.
Sampai dengan pukul 10:30 WIB, KRAS menguat 9,63 persen atau 36 poin ke level Rp410. Total nilai transaksi saham perseroan senilai Rp227,86 miliar.
Investor asing terpantau berbelanja saham KRAS dengan nilai transaksi beli Rp2,2 miliar dan transaksi jual Rp1,7 miliar. Dengan demikian, tercatat net buy atau beli bersih Rp435,50 juta.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai kenaikan saham KRAS dipicu peningkatan permintaan baja domestik. Hal itu dipicu aktivitas perekonomian China yang masih terganggu akibat Covid-19.
“Kalau di Indonesia proyek infrastruktur strategis jalan terus sehingga permintaan baja domestik berkembang pesat,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (29/7/2020).
Seperti diketahui, Komisi VI DPR telah menyetujui usulan pinjaman dana dari pemerintah dengan total senilai Rp11,5 triliun dalam rapat yang berlangsung Rabu (16/7/2020). Dana itu rencananya akan diberikan salah satunya kepada Krakatau Steel Rp3 triliun dengan catatan diberikan dalam bentuk mandatory convertible bond (MCB).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan dana itu akan digunakan untuk menjaga industri hilir dan industri penggua baja agar dapat tetap beroperasi. Produk yang dihasilkan perseroan sebagai industri hulu merupakan bahan baku untuk industri hilir atau pengguna.
“Kami tidak ingin pasar Indonesia dimasuki produk impor karena industri hilir kesulitan,” ujarnya
Silmy mengungkapkan pemberian dana pinjaman itu bertujuan mendukung program pemerintah yakni pemulihan ekonomi nasional (PEN). KRAS juga mengambil momentum untuk memperkuat industri baja dari hulu hingga hilir sehingga kinerja perseroan semakin membaik ke depan.
“[Dari sisi penguatan keuangan] ini juga memberikan keleluasaan untuk KRAS dalam mengelola dana sehingga akan semakin efisien,” tuturnya.
Dia meyakini KS akan semakin efisien dalam hal pengelolaan biaya setiap tahun. Dengan demikian, margin keuntungan akan bertambah dan harga menjadi semakin kompetitif.
Sumber Bisnis, edit koranbumn