Selama sepekan sejak Senin (3/8/20), Tim Inspektorat Komoditas Tebu dari PTPN Grup menginspeksi industri gula yang dikelola PTPN VII melalui anak perusahaannya, PT Buma Cima Nusantara (BCN). Kepala Inspektorat Komoditas Tebu PTPN Grup Daniyanto hadir didampingi Mustaqim (Anggota), dan Angga Abiyanto (Kepala Sub Devisi Pengolahan Tebu) menggelar rapat bersama Direktur PTPN VII Doni P, Gandamihardja di Mess PG Bungamayang, Lampung Utara, Selasa (4/8/2020). Tampak hadir, Senior Executive Vice President (SEVP) Operation 2 Dicky Tjahyono, Direktur PT BCN Putu Sukarmen, dan beberapa Kepala Bagian PTPN VII, General Manajer PG Bungamayang, dan pejabat lain.
Dani mengatakan, akhir Juli sampai Agustus di mana terjadi peralihan musim hujan ke musim panas menjadi golden periode (periode emas) untuk proses giling tebu. Istilah golden periode dipakai Dani untuk menegaskan bahwa potensi tebu yang digiling pada masa itu adalah yang terbaik dari sisi kualitas dan produktivitas.
Meski sedang fokus ke pelaksanaan giling, Doni menyempatkan mengecek pengolahan lahan untuk tanaman tebu baru (PC). Dibantu staf, Doni mengukur jarak antar bedengan, memastikan kedalaman bajakan tanah, dan memberi arahan tentang manajemen pengolahan lahan. Tim juga langsung menuju pabrik yang sedang beroperasi. Mereka mengecek semua fasilitas dan performa mesin dengan kapasitas terpasang 7.000 TCD (ton cane per day, ton tebu per hari) itu.
Dalam laporannya, Direktur PT BCN Putu Sukarmen menyebutkan ada kendala power house di pabrik yang sedang berjalan. Dia mengakui, meski tetap bisa berjalan melakukan giling, dengan kendala kekurangan daya sekitar 500 KVA, kapasitas giling terpasang tidak dapat terpenuhi. Kendala pada power yang dialami PG Bungamayang menjadi perhatian Tim Inpektorat PTPN Holding. Dani mengingatkan agar masalah kekurangan daya ini segera diatasi dengan cepat. Sebab, kata dia, musim giling yang terlambat akan berimbas kepada hasil secara keseluruhan.