Emiten kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus berupaya melanjutkan proses divestasi ruas jalan tol pada kuartal terakhir tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Ratna Ningrum menyampaikan bahwa perseroan tetap fokus pada pelaksanaan proses divestasi beberapa ruas tol dengan total target kas masuk senilai Rp7 triliun – Rp8 triliun.
“Ruas yang akan dilepas kepada investor baru tahun ini antara lain ruas tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu serta beberapa ruas tol Trans Jawa,” kata Ratna
Catatan emiten berkode saham WSKT ini telah melepas 30 persen kepemilikan saham di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku badan usaha jalan tol yang memegang konsesi jalan tol Becakayu.
Melalui anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road (WTR), perseroan melakukan divestasi saham senilai Rp550 miliar yang ditawarkan kepada investor melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Selain tol Becakayu, WSKT masih memiliki proyek jalan tol lain yang siap didivestasikan a.l. tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
Selanjutnya, juga ada ruas Pasuruan – Probolinggo dan Cibitung – Cilincing. Terkait ruas tol Cibitung –Cilincing, perseroan berencana mengurangi porsi kepemilikannya menjadi minoritas.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menilai proses divestasi tol pada tahun ini belum akan berjalan lancar karena investor masih mencermati performa jalan tol pasca pandemi Covid-19.
“Kami meyakini divestasi jalan tol akan banyak terjadi pada 2021. Pembeli potensial telah meminta harga penawaran lelang final (FBO) ditunda dulu sembari mencermati performa jalan tol pasca pandemi Covid-19,” tulis Joey melalui riset terbarunya.
Oleh karena aset jalan tol WSKT yang belum matang dan perekonomian terus melambat, Joey menduga bakal sulit bagi WSKT untuk menyelesaikan transaksi pada 2020 dan mencapai target valuasi 1,5 kali dari PBV (Price to Book Value).
Joey merekomendasikan jual untuk WSKT dengan target harga Rp550 per saham yang mencerminkan risiko pendapatan WSKT turun pada 2020 dan 2021.
Dengan mengecualikan arus kas dan potensi likuiditas dari divestasi aset, Joey memperkirakan laba WSKT masih akan tertekan hingga tahun depan.
Selain dampak pandemi terhadap perekonomian, tekanan pada bottom line WSKT itu juga disebut berasal dari kenaikan beban pajak hingga Rp1,9 triliun atau melonjak 18 persen secara tahunan.
Di lantai bursa, saham WSKT menguat 7,34 persen menjadi Rp585 per saham pada akhir perdagangan Jumat (9/10/2020). Selama enam bulan terakhir, WSKT menguat 28,29 persen walau sejak awal tahun masih tertekan 60,61 persen.
Kapitalisasi pasar WSKT tercatat sebesar Rp7,94 triliun. Sementara itu, WSKT memiliki Debt Equity Ration (DER) sebesar 592,81 persen.
Sumber Bisnis,e dit koranbumn