Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama PT Kereta Api Indonesia menyepakati pengembangan Stasiun Yogyakarta berbasis Transit Oriented Development (TOD). Penandatangan nota kesepahaman (MoU) pengembangan Stasiun Yogyakarta dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Direktur Komersial KAI Dody Budiawan, pihak Pemerintah Kota Yogyakarta, Kasultanan Ngayogyarta Hadiningrat, dan PT Hutama Karya (Persero) di Gedong Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta, Senin (29/10). Kesepakatan bersama ini merupakan keberlanjutan kesepakatan antara Pemda DIY – PT KAI saat di Bandung pada 28 Juni 2007 lalu.
Direktur Komersial KAI Dody Budiawan memberikan cinderamata kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, kesepakatan ini harus menjadi landasan untuk melakukan sinergi dalam pengembangan Stasiun Yogyakarta sebagai TOD di mana pembangunannya harus diselaraskan dalam kerangka besar pembangunan kawasan. Fakta dalam satu dasawarsa, lanjut Sri Sultan Hamengku Buwono X, laju pembangunan infrastruktur transportasi sepanjang jalan mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah bandara, stasiun, pelabuhan dan terminal semakin bertambah. Namun di tengah laju peningkatan ini, pembangunan angkutan publik berbasis transportasi justru kian menurun. “Pada tahun 2002, peran angkutan publik masih 52 persen, tahun 2010 menurun 20 persen dan kini tinggal 16 persen. Penyebabnya, masyarakat lebih menyukai sepeda motor dan transportasi online,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X. Oleh sebab itu, pengembangan Stasiun Yogyakarta berbasis TOD menjadi salah satu solusi agar masyarakat senang menggunakan angkutan publik.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menandatangani MoU
Konsep pengembangan stasiun dengan TOD memiliki fokus pada transportasi publik yang bisa diakses ke berbagai transportasi publik lainnya untuk berganti jalur dan berganti moda sesuai kebutuhan. TOD juga memudahkan sistem transportasi agar warga mudah menjangkau kawasan industri dan pusat perkotaan dari tempat mereka tinggal. Stasiun Yogyakarta yang dikembangkan dengan basis TOD ini akan menjadi solusi dan pemecah persoalan yang selama ini terjadi di Kawasan Malioboro seperti kemacetan, parkir dan lain-lain.
Foto bersama usai penandatanganan
EVP Daop 6 Yogyakarta Eko Purwanto menjelaskan pengembangan Stasiun Yogyakarta berbasis TOD selah satu tujuannya adalah untuk menunjang pariwisata di Yogyakarta. Mengingat lokasi Stasiun Yogyakarta berada di dekat Malioboro yang menjadi ikon pariwisata di Yogya. “Rencananya revitalisasi Stasiun Yogyakarta terintegrasi dengan pariwisata di Yogyakarta untuk connect dengan apa yang ada di Yogyakarta ini. Eko menambahkan, penataan ini dilakukan agar kapasistas Stasiun Yogyakarta dapat semakin meningkat dan mampu menyambut penumpang yang tiba atau menuju Bandara New Yogyakarta International Airport. Pembenahan Stasiun Yogyakarta rencananya akan dilakukan pada 2019, yang diharapkan mampu menampung penumpang hingga 14.000 orang per hari dari sebelumnya hanya 7.000 penumpang per hari.
Sumber KAI