PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan mengikuti proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dalam konstruksi jalan tol layang Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Cukinir—Ulujami pada tahun ini.
Direktur Utama Adhi Karya (ADHI) Entus Asnawi Mukhson mengatakan bahwa konstruksi tersebut diperlukan sebagai antisipasi kepadatan arus lalu lintas ke Ibu Kota. Adapun, lanjutnya, tugas ruas elevated Cikunir—Ulujami akan dibantu oleh ruas tol Jakarta—CIkampek Selatan.
“Untuk menanggulangi beban lalu lintas di Jakarta, dibangunlah, salah satunya, JORR elevated ini,” katanya dalam sebuah webinar, Rabu (21/4/2021).
Proyek JORR elevated ruas Cikunir—Ulujami merupakan proyek yang diprakarsai oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk., PT Triputra Utara Selaras, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Acset Indonusa Tbk. Nusantara Inrastructure bersama Triputra menjadi pemimpin konsorsium dengan porsi saham 85 persen.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, pemrakarsa memilki keistimewaan dalam proses pelelangan, yaitu hak menyamakan penawaran atau right to match. Selain itu, pemrakarsa juga mendapat bobot penilaian lebih tinggi 10 persen dibandingkan dengan peserta lain.
Entus mengatakan bahwa konstruksi proyek JORR elevated ruas Cikunir—Ulujami tersebut merupakan salah satu proyek investasi perseroan. Entus berujar pihaknya memiliki dua jenis kebijakan dalam memilih proyek investasi.
Pertama, investasi pada proyek infrastruktur yang dapat menghasilkan pendapatan. Artinya, kata Entus, proyek investasi yang dipilih harus bernilai besar dengan asumsi proyek tersebut akan memberikan pendapatan yang kontinyu.
Kedua, investasi pada proyek konstruksi yang terus muncul kembali. Entus menjelaskan proyek konstruksi yang dimaksud adalah proyek konstruksi dengan nilai yang tidak terlalu besar, tapi terus memberi pendapatan kontinyu.
Entus memberikan contoh seperti konstruksi fasilitas pengolahan limbah dan sampah di kawasan industri Medan. Fasilitas ini direncanakan memiliki unit pengolahan terpadu, berupa incinerator, IPAL B3, tempat pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3, spent bleaching earth extraction, distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan.
Selain itu, fasilitas itu direncanakan dapat digunakan untuk mengelola limbah dan sampah industri di wilayah lain, seperti Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan lain-lain. Fasilitas ini akan beroperasi secara bertahap mulai akhir 2020.
“Mudah-mudahan Agustus [tahun] ini kami sudah resmikan,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn