Bursa Efek Indonesia (BEI) terus aktif berkoordinasi dengan Kementerian BUMN terkait potensi perusahaan pelat merah untuk menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). BEI berharap semakin banyak BUMN yang melantai di pasar modal.
Pada Februari lalu, anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) sukses menggelar IPO. Namun, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan sampai saat ini belum ada BUMN yang terdaftar dalam pipeline IPO.
“Sampai saat ini belum ada BUMN maupun subordinate yang sudah filing, tapi yang sounding ada karena kami juga aktif koordinasi dengan Kementerian (BUMN),” kata Nyoman, Selasa (8/8/2023).
Lebih lanjut, Nyoman menyampaikan, bursa telah menerima surat pernyataan pembatalan IPO anak usaha Pertamina lainnya, Pertamina Hulu Energi (PHE). Menurut Nyoman, PHE telah menyampaikan pernyataan pembatalan IPO secara tertulis.
“Iya, (PHE sudah menyampaikan pernyataan pembatalan secara tertulis,” kata Nyoman saat dikonfirmasi wartawan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan rencana PHE untuk melakukan IPO tidak akan digelar pada tahun ini. Tiko mengatakan, penundaan IPO PHE telah berdasarkan sejumlah review.
Tiko mengatakan, saat ini bukan waktu yang tepat bagi PHE melantai di BEI. Menurut Tiko, aspek pasar dan harga minyak saat ini kurang mendukung.
“Kami me-review PHE listing. Kami akan tunda sampai waktunya pas karena sekarang harga minyak lagi turun. Kami tunggu nanti sampai ada momentum di pasar,” ucap Tiko.
Sembari menunggu momentum yang tepat untuk IPO, Tiko mengatakan Kementerian BUMN saat ini mendorong PHE fokus pada peningkatan operasional. Tiko juga meminta PHE untuk mencari mitra strategis yang mau berinvestasi.
“PHE akan kami dorong untuk peningkatan ekplorasi dan drillingnya supaya produksi meningkat dan sumur-sumur baru bisa ditemukan. Jadi IPO kami tunda dulu,” kata Tiko.
Sumber Bisnis, edit koranbumn