PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan sistem teknologi dan informasi (TI) untuk mengatur kapasitas terminal di Bandara Soekarno-Hatta dalam waktu sibuk, sehingga dapat ditentukan secara lebih fleksibel.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan mengacu Surat Edaran Dirjen Perhubungan Udara No. 13/2020, di dalam menentukan slot time penerbangan di bandara, salah satu yang diperhitungkan adalah kapasitas di terminal penumpang pada waktu sibuk dengan memperhatikan luasan, konfigurasi fasilitas terminal bandar udara dan penerapan teknologi.
Sesuai surat edaran tersebut kapasitas terminal ditetapkan paling banyak 50 persen dari jumlah Penumpang Waktu Sibuk (PWS) pada masa normal. Namun bisa ditingkatkan melalui hasil evaluasi oleh Dirjen berdasarkan data dan usulan penyelenggara bandara.
“Melalui penerapan teknologi informasi seperti di Bandara Soekarno-Hatta, maka kapasitas terminal dalam waktu sibuk dapat ditentukan secara lebih fleksibel,” kata Awaluddin dalam siaran pers, Rabu (10/6/2020).
Dia menambahkan bandara berkode CGK tersebut menerapkan teknologi informasi yang mengkolaborasikan seluruh aspek operasional guna memastikan kelancaran penerbangan dan alur penumpang di segala kondisi. Adapun, dalam waktu dekat ada teknologi informasi baru yang segera diterapkan.
Melalui penerapan teknologi informasi ini, lanjutnya, kapasitas terminal di Soekarno-Hatta bisa ditetapkan lebih fleksibel. Kapasitasnya diperkirakan bisa lebih dari 50 persen dari jumlah penumpang waktu sibuk.
Penerapan teknologi informasi di Soekarno-Hatta guna mengkolaborasikan seluruh aspek operasional antara lain lewat adanya Terminal Operation Center di Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.
TOC masing-masing terminal akan mendukung kolaborasi di antara stakeholder yang dipusatkan di Airport Operation Control Center (AOCC). Secara keseluruhan, TOC dan AOCC merupakan pondasi dari platform operasi bandara untuk Airport Operation Management System yang didukung implementasi teknologi andal.
“Melalui implementasi teknologi informasi itu, kami dapat menjalankan respons cepat, sistem peringatan dini, dan efektivitas dalam operasional. Penerapan teknologi ini dapat dengan mudah membantu dalam penentuan kapasitas terminal yang dapat digunakan,” ujarnya.
Adapun dalam waktu dekat aplikasi Travelation juga akan diluncurkan PT Angkasa Pura II. Melalui Travelation, calon penumpang pesawat dapat mengunggah dokumen yang dipersyaratkan seperti misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test agar diperbolehkan naik pesawat.
Travelation, imbuhnya, bertujuan untuk menyederhanakan prosedur di mana dokumen diperiksa secara digital. Hal ini dapat berdampak pada prosedur sistem antrean di bandara yang lebih sederhana sehingga flow penumpang dapat berjalan lancar.
Sumber Bisnis, edit koranbumn