PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus menambah bauran energi hijau, salah satunya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3.
Manager Unit Pelaksana Proyek Pembangunan Pembangkit Sumatera 6 PLN, Agil Darmawan mengungkapkan bahwa kapasitas PLTA Asahan 3 ditargetkan mencapai 174 Megawatt (MW).
Agil menyebut, pembangkit yang merupakan salah satu proyek strategis nasional ini nantinya tak sekadar menambah pasokan listrik di Sistem 275 kiloVolt (kV) Sumatera, tapi juga meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).
Ia menjelaskan, PLTA Asahan 3 terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Menurut Agil, PLTA ini mengunakan sistem “run-of-river”, yakni mengalirkan air dari sungai Asahan untuk dialirkan ke turbin air melalui terowongan (Headrace Tunnel) yang sedang dibangun sepanjang 8 kilometer, hingga ke Powerhouse serta memutar dua unit turbine dengan tipe Vertical-shaft Francis.
Sementara untuk mengonversi arus menjadi listrik sebesar 2 X 87 MW itu dibutuhkan air sekitar 106 meter kubik per detik.
“Nantinya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Asahan 3 akan dialirkan melalui Gardu Induk Simangkuk, lalu masuk interkoneksi (di jaringan kelistrikan) Sumatera bagian Utara,” ungkap Agil saat kunjungan lapangan ke lokasi proyek PLTA Asahan 3, Senin (9/3).
Pada kesempatan yang sama, Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah mengungkapkan bahwa pembangunan PLTA Asahan 3 telah dimulai pada tanggal 28 Maret 2019. Hingga saat ini, kata Dwi, progres pembangunan mencapai 5,11%.
Adapun, dalam masa pembangunan pembangkit ini PLN bekerjasama dengan Shimizu Corp – PT Adhi Karya (Persero) Tbk Joint Operation (SAJO). PLTA Asahan 3 ini direncanakan bisa beroperasi pada tahun 2023.
Dwi menjelaskan, listrik dari PLTA Asahan 3 akan disalurkan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera Bagian Utara melalui Gardu Induk 275 kV Simangkuk serta meningkatkan bauran energi baru terbarukan sebesar 3,3%.
“Dengan demikian peningkatan kebutuhan listrik yang terus meningkat dari tahun ke tahun bisa ditopang dengan pasokan yang andal, serta dapat meminimalisir penggunaan pembangkit berbahan bakar fosil,” terang Dwi.
Di samping itu, PLTA Asahan 3 ini juga ditargetkan bisa menambah efisiensi PLN. Pasalnya, pengoperasian pembangkit ini diharapkan dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) untuk wilayah Sumatera Bagian Utara sekitar Rp 72 per kWh. Selain itu, pembangkit ini juga berpotensi menambah jumlah pelanggan rumah tangga setara 241.000 sambungan rumah, dengan perhitungan pelanggan 900 VA.
Dwi juga menyebut bahwa hingga akhir Februari 2020, proyek pembangkit ini telah menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 800 orang.
“Sejak tahun 2012, PLN juga turut aktif menjalankan tanggung jawabnya baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan dengan telah menjalankan berbagai program CSR seperti Budidaya Air tawar, penyediaan bus sekolah serta program-program lain yang menunjang kegiatan masyarakat sekitar PLTA Asahan 3,” ujarnya.
Adapun, dengan beroperasinya PLTA Asahan 3, maka kapasitas bauran energi untuk pembangkit EBT di Sumatera bagian utara sampai dengan 2023 akan meningkat menjadi 35,6%.
Sumber Kontan, edit koranbumn