Seiring dengan akselerasi digital, Bank Indonesia (BI) kembali mengerek perkiraan total nilai transaksi e-commerce hingga akhir tahun 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, nilai transaksi e-commerce di tahun ini bisa mencapai Rp 395 triliun, atau tumbuh 48,4% yoy.
Padahal sebelumnya, BI memperkirakan total nilai e-commerce di akhir tahun 2021 sebesar Rp 370 triliun, atau tumbuh 39,1% yoy. Itu pun lebih tinggi dari ramalan sebelumnya yang sebesar Rp 330,7 triliun atau tumbuh 33,2%.
“Meningkatnya prediksi ini seiring dengan peningkatan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring. Hal ini bisa meningkatkan transaksi ekonomi dan keuangan digital,” ujar Perry, Kamis (22/7).
Perry menambahkan, peningkatan prediksi ini juga seiring dengan capaian manis penjualan e-commerce pada semester I-2021. BI mencatat, nilai transaksi e-commerce pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 186,75 triliun atau tumbuh 63,36% yoy.
Pertumbuhan penjualan e-commerce juga terlihat berkembang pesat dari tahun ke tahun. Mengutip data BI, terlihat peningkatan transaksi e-commerce bahkan sejak tahun 2017.
Pada waktu itu, transaksi e-commerce tercatat Rp 42,2 triliun. Kemudian, pada tahun 2018, transaksi e-commerce tercatat Rp 105,6 trilun atau naik 150,24% yoy.
Jumlah nilai transaksi meningkat lagi pada tahun 2019 yang pada waktu tercatat Rp 205,5 triliun atau tumbuh 94,69% yoy.
Transaksi e-commerce naik lagi pada tahun 2020, di mana perhitungan akhir BI menunjukkan angka Rp 266 triliun atau terjadi peningkatan 29,44% yoy.
Memang, meningkatnya transaksi di platform digital ini tak lepas dari digitalisasi sistem pembayaran dan meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap teknologi digital, yang ke depannya diperkirakan akan semakin masif.
Sumber Kontan, edit koranbumn