PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan merivisi target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank (RBB) pada tahun ini yang sebelumnya ditarget sebesar 8 persen sampai dengan 10 persen.
Adapun Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memperkirakan, pada skenario yang berat, pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko turun dalam menjadi 2,3%. Kondisi ini berlanjut menjadi minus 0,4% dalam skenario sangat berat.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan pihaknya akan merevisi target kredit seiring dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang terkena dampak COVID-19. Namun, revisi kredit tersebut tidak berarti membuat Bank Mandiri menjadi tidak ekpansif, melainkan cenderung lebih selektif dalam melakukan ekspansi.
“Kalau pertumbuhan kredit tentu kami akan ada revisi ke depan. Melihat kondisi saat ini tentu akan kami revisi,” katanya, Rabu (1/4/2020).
Sementara itu, soal relaksasi kredit, Bank Mandiri juga mengaku akan menyelesaikannya sesuai dengan peraturan OJK sehingga mampu menahan agar tidak terjadi kenaikan rasio non-performing loan.
Menurutnya, peraturan OJK mengenai relaksasi penilaian dan pembayaran kredit membuat perbankan secara keseluruhan bisa lebih fleksibel dalam melakukan restrukturisasi.
“Mudah-mudahan debitur kami yang terkena dampak akibat wabah COVID-19 bisa tetap kami tetap jaga di kolektibitas lancar. Mudah-mudahan itu bisa membantu tidak adanya pertumbuhan NPL,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn