PT Barata Indonesia mengantongi kontrak proyek pabrik gula. Kali ini, Barata Indonesia melakukan penandatanganan kontrak dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk pengerjaan proyek Pabrik Gula (PG) Gempolkrep serta Pabrik Bioethanol yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur.
Kementerian BUMN menyambut baik penandantangan kontrak tersebut. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi, Wahyu Kuncoro mengatakan, proyek PG Gempolkrepp-Mojokerto milik PTPN X ini merupakan bagian dari program revitalisasi pabrik gula milik BUMN.
“Revitalisasi pabrik gula milik BUMN akan meningkatkan produksi gula, sekaligus mendukung terwujudnya swasembada gula nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim menjelaskan, proyek PG Gempolkrep merupakan proyek industri gula keempat yang diperoleh Barata Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
“Dengan pengalaman yang telah dimiliki Barata Indonesia selama satu abad di industri gula, kami memang ingin menjadi solution provider bagi proyek–proyek industri agro, khususnya industri gula nasional,” jelas Silmy.
Sebelum mendapatkan proyek PG Gempolkrep, Barata Indonesia mendapatkan proyek revitalisasi PG Rendeng, PG Asembagus, serta PG Bombana.
Proyek ini semakin memantapkan posisi Barata Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki kompetensi mumpuni di bidang industri gula. Hal ini sejalan dengan keinginan perusahaaan untuk memberikan kontribusi terhadap terciptanya ketahanan pangan nasional, lewat proyek–proyek strategis pemerintah.
Penandatangan kontrak itu dilakukan Direktur Utama Silmy Karim serta Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo, serta disaksikan Tim Kejaksaan Jawa Timur di Kantor PTPN X Surabaya, Senin (27/8/2018).
Dalam kontrak tersebut, Barata Indonesia sebagai kontraktor tunggal akan mengerjakan proyek peningkatan kapasitas PG Gempolkrep yang sebelumnya berkapasitas 6500 TCD menjadi 8000 TCD yang akan terintegrasi dengan Pabrik Bioethanol dan Co Generation, Gempolkrep PTPN X.
Total nilai proyek yang didapatkan Barata Indonesia dari pengerjaan proyek tersebut sebesar RP866 miliar dengan durasi pengerjaan proyek kurang lebih selama 15 bulan. Untuk proyek PG Gempolkrep kali ini, Barata Indonesia menggandeng teknologi provider dari Sutech Thailand yang berpengalaman membangun pabrik gula di Indonesia.
Sumber wartaekonomi.co.id