Bank mempersiapkan berbagai trategis meningkatkan kredit tanpa agunan (KTA) di 2019. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan KTA tahun depan dapat tumbuh hingga 40% year on year (yoy).
General Manager Product Management Division BNI Donny Bima bilang guna mencapai target tersebut pihaknya sudah menyiapkan berbagai strategis.
“Rencananya kita tahun depan prosesnya lebih digital dimana pengajuannya bisa lewat mobile dan WhatsApp. Jadi nasabah tidak perlu datang ke cabang, cukup isi e-form saja. Lalu tunggu pencairannya saja. Tapi ini khusus yang payroll dengan BNI,” ujar Donny kepada Kontan.co.id pada minggu lalu.
Selain itu, Donny juga menyebut, bank dengan sandi saham BBNI ini juga akan mengandalkan kredit KTA atau yang diberi brand Fleksi untuk nasabah pensiun. Lantaran BNI sudah mengandeng PT Taspen (Persero), PT Asabri (Persero), dan Dana Pensiun (Dapen) berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Lewat strategi ini, BNI menginginkan terdapat 15% hingga 20% nasabah BNI yang memiliki payroll di BNI menggunakan Felksi BNI. Donny mengaku saat ini belum 10% dari nasabah yang memiliki payroll di BNI menggunakan fasiltias ini.
Kredit BNI Fleksi termasuk kredit Pensiun pada November 2018 mengalami pertumbuhan sekitar 46% secara tahunan atau kurang lebih sebesar Rp 6 triliun. Sedangkan Kredit Pensiun tumbuh berkisar 146% yoy atau sebesar Rp 1,7 triliun,” tambah Donny. Asal tahu saja, BNI menyiapkan plafon kredit hingga Rp 500 juta dengan tenor hingga 15 tahun bagi nasabah yang hendak menggunakan kredit Fleksi BNI.
Tak mau kalah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) menargetkan KTA sebesar Rp 1,52 triliun tahun depan. Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut, Direktur Konsumer BTN Budi Satria bilang untuk tahun ini KTA BTN yang diberi brand BTN Kring diperkirakan dapat mencapai Rp 1 triliun. Adapun jumlah calon debitur yang dibidik mencapai 15.880 orang. Sekadar informasi per Oktober 2018, realisasi Kring BTN mencapai Rp 765 miliar.
Guna menvapai target 2019, BTN melakukan kerjasama penjaminan kredit dengan Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Lewat kerja sama ini, Jamkrindo akan memberikan jaminan bagi KTA BTN yang diberi brand Kring BTN. Penjaminan kredit diberlakukan untuk debitur dari Kring BTN Aktif, Kring BTN Pra Pensiun, Kring BTN Pensiunan, Kring BTN Pendidikan.
“Penjaminan yang bersifat Penjaminan Otomatis Bersyarat diberikan kepada debitur yang meraih Kring BTN Aktif di bawah plafond Rp 500 juta, Kring BTN Pra Pensiun, Kring BTN Pensiunan di bawah plafond Rp 300 juta dan Kring Pendidikan di bawah plafond Rp 100 juta sementara yang di atas itu akan diberikan penjaminan kasus per kasus,” jelas Budi.
Sedangkan untuk ASN/TNI dan Polri yang menjadi debitur Kring BTN Program Perumahan bagi ASN, TNI & POLRI seperti Kring BTN Program Perumahan bagi ASN, TNI & POLRI Aktif, Kring BTN Program Perumahan bagi ASN, TNI & POLRI Pra Pensiun dan Pensiunan, berhak mendapatkan penjaminan.
Penjaminan untuk Kring program perumahan bagi ASN/TNI dan Polri Aktif dan Pra Pensiun yang bersifat Penjaminan Otomatis bersyarat diberikan kepada debitur yang mendapat kucuran Kring BTN maksimal Rp 1 miliar dan untuk debitur Kring BTN Program Perumahan bagi ASN, TNI & POLRI Pensiunan dengan plafond kredit Rp 300 juta.
“Penjaminan kredit dari Jamkrindo juga sangat membantu Bank BTN menekan rasio kredit bermasalah dari Kring BTN, tahun 2019 mendatang NPL Kring BTN yang diharapkan bisa ditekan sekitar 1 persen. NPL yang terkendali memudahkan kita mengelola cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau coverage ratio serta memenuhi aturan PSAK 71,” tutur Budi. Hingga saat ini,NPL Kring BTN masih dibawah 1%.
Sumber Kontan