Pembangunan Bendungan Semantok yang digarap oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Ditjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR diwujudkan melalui dua paket pekerjaan, dengan Paket 2 dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) – PT Bangun Nusa dan berkolaborasi dengan PT Brantas Abipraya (Persero) (Abipraya) – Pelita. Setelah mendapatkan izin penggenangan melalui sidang pleno Komisi Keamanan Bendungan pada 28 Juni lalu, tepat pada Rabu (13/7) kemarin telah dilaksanakan seremoni impounding atau penggenangan awal Bendungan Semantok yang dihadiri oleh Plt. Bupati Nganjuk Marhen Djumadi, Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono, Kepala BBWS Haeruddin C. Maddi dan Senior Vice President Depkon II Divisi Sipil Umum Hutama Karya Andung Damar Sasongko.
Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi menyatakan bahwa kehadiran Bendungan Semantok ini selain untuk kebutuhan irigasi persawahan, juga dapat mengurangi risiko banjir di kawasan hilir Sungai Semantok, menumbuhkan ekosistem bisnis baru, meningkatkan pariwisata serta menciptakan green environment. “Pekerjaan konstruksi bendungan ini dimulai sejak Desember 2017 dan dibangun untuk kebutuhan irigasi persawahan seluas 1.900 Ha, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian daerah sekitar, menumbuhkan ekosistem bisnis baru, meningkatkan pariwisata serta menciptakan green environment,” ujar Gunadi.
Lebih lanjut Gunadi mengatakan bahwa progress konstruksi pembangunan Bendungan Semantok secara umum telah mencapai 95,87% untuk semua paket pekerjaan, lebih cepat 5 bulan dari master schedule awal. Salah satu keunggulan dalam pembangunan bendungan ini adalah pemanfaatan konstruksi digital melalui penerapan Building Information Modelling (BIM) yang telah memenuhi Standar Manajemen Informasi berbasis ISO 19650 yang mendukung monitoring & controlling pelaksanaan konstruksi. Adapun nilai kontrak pembangunan Bendungan Semantok untuk Paket 2 dan Paket 4 yang ditangani oleh Hutama Karya adalah sebesar Rp 1,17 triliun.
Hutama Karya menargetkan penyelesaian pembangunan Bendungan Semantok tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. “Dengan penyelesaian melebihi target awal merupakan hal yang patut disyukuri, ditambah dengan Bendungan Semantok ini disebut sebagai yang terpanjang di kawasan Asia Tenggara karena memiliki panjang puncak / mercu bendungan yakni 3.100 meter atau 3,1 km,” tutup Gunadi, Direktur Operasi I Hutama Karya.
Impounding atau penggenangan awal bendungan merupakan prosesi awal penggenangan bendungan yang dilakukan karena pembangunan telah mencapai lebih dari 90%. Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan bendungan karena harus dilakukan dengan perhitungan waktu pelaksanaan yang tepat. Apabila terlalu lambat maka dapat menyebabkan kekeringan di daerah hilir, dan sebaliknya apabila terlalu cepat dapat mengakibatkan kerusakaan pada bendungan tersebut.
Bendungan Semantok merupakan proyek salah satu Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso Nganjuk. Hadirnya Bendungan Semantok ini menambah daftar bendungan yang berada di Jawa Timur antara lain Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro yang juga merupakan proyek yang dibangun oleh Hutama Karya. Diharapkan dengan adanya Bendungan Semantok ini dapat menampung air hingga 32 juta m3, mendukung konservasi lingkungan dan juga sebagai lokasi pariwisata.