PNM terus konsisten meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program penyaluran modal dan pengembangan kapasitas usaha.
Bermodal sampah, Sukimah asal desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah ini mampu menjadikan dirinya pengusaha dan produknya melanglang hingga negeri Jepang.
Tidaklah serta merta keberhasilan Sukimah didapat. Ibu beranak dua ini sebelumnya adalah seorang kuli bangunan, pekerjaan itu pun harus ia jalani dengan merantau ke Pulau Bali, menyebabkan ia harus sekali dalam sebulan pulang kampung ke Lombok.
Pekerjaan proyek musiman yang tak menentu itu tak membuat kehidupannya dan keluarga membaik, ongkos pulang kampung juga mengurangi tabungannya yang seharusnya menjadi biaya hidup. Ide untuk membuka usaha akhirnya ia jalani dengan memanfaatkan sampah limbah plastik menjadi kerajinan tangan.
Kegiatan ini pun pada awalnya ia jalani dengan setengah hati, karena untuk mendapatkan penghasilan ia harus lebih dahulu bersusah payah memilah dan merangkai limbah plastik. Limbah yang kemudian ia rangkai menjadi tas, bantal, gantungan kunci dan aksesori lain ternyata mendapat sambutan pasar di Bali.
Dengan bantuan suami yang memasarkannya di wilayah Pulau Bali, produk kerajinan limbah plastik tersebut laku ia jual dengan kisaran harga Rp 75 ribu hingga Rp 200 ribu. Permintaan yang meningkat membuat Sukimah terbentur permodalan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Melalui pembiayaan PNM Mekaar, kendala produksi yang dialami Sukimah perlahan dapat diatasi. Dengan bimbingan PNM Mekaar pula kemampuan usaha Sukimah menjadi lebih baik. Pemasaran yang lebih baik menjadikan usaha dan penghasilan keluarganya pun turut terdongkrak. Bahkan produk kerajinannya kini menembus pasar Negeri Jepang.
Kisah di atas disadur dari cerita Dea Destari AO Mekaar cabang Batukliang Utara, Lombok Tengah. Pemenang Utama nomor urut 5 Lomba Menulis Kisah Inspiratif PNM Mekaar.
Sumber PNM / edit koranbumn.com