Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berhasil memfasilitasi kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP).
Kerja sama keduanya terkait dengan rencana kajian bersama penyediaan jasa angkutan kereta api untuk mengangkut komoditas hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi mengatakan bahwa instansinya akan berkomitmen penuh dalam melakukan pengawalan dan fasilitasi investasi terkait proyek strategi nasional (PSN) Pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban.
“Proyek GRR [Grass Root Refinery] Tuban merupakan PSN yang menjadi salah satu proyek yang ditunggu-tunggu Bapak Presiden RI Jokowi. Proyek ini yang luar biasa sangat strategis, karena merupakan proyek green field,” katanya pada sambutannya melalui keterangan pers, Selasa (31/8/2021).
Imam menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir Presiden selalu memberikan arahan untuk peningkatan lifting minyak dan kemandirian industri petrokimia.
Ini karena permintaan semakin tinggi, sedangkan ketersediaannya turun. Akhirnya Indonesia menjadi net importir.
PSN Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban yang dibangun oleh joint venture perusahaan Rosneft, Rusia dengan PT Pertamina dengan nilai investasi mencapai US$12 miliar atau lebih kurang Rp221 triliun. Perusahaan ini tidak dapat beroperasi tanpa adanya sejumlah dukungan pemerintah, termasuk penyediaan infrastruktur jalan tol dan jalur kereta api.
Untuk itu, sejak awal tahun 2020 telah dilakukan serangkaian kegiatan pengawalan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh PT PRPP, khususnya terkait pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur transportasi.
Direncanakan ada dua moda angkutan untuk melayani distribusi hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban, yaitu angkutan jalan tol dan kereta api.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Jeffrie N. Korompis berharap kerja sama dengan PT PRPP dapat memberikan nilai tambah dan berjalan dengan baik.
“Kerja sama ini merupakan motivasi yang luar biasa dalam mendorong investasi infrastruktur, terutama dalam rangka mendorong efisiensi logistik nasional. Harapan kami ini bukan hanya tanda tangan, namun harus kita tindak lanjuti,” ucap Jeffrie.
Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan awal yang baik dengan dukungan penuh dari Kementerian Investasi/BKPM.
“Harapan kami dengan kerja sama ini tentunya menguntungkan kedua belah pihak. Kami lancar produksi dan pemasarannya, dan PT KAI juga bisa mengangkut ini dengan lancar,” ujar Kadek.
Dalam implementasinya, kajian bersama ini berlaku selama satu tahun yang meliputi kajian pengembangan jasa angkutan kereta api yang akan mengangkut hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa, seperti Banten dan Jawa Timur.
Ini termasuk kajian identifikasi potensi permintaan serta kajian fisik pengembangan jalur lintasan sejauh 43 km yang menghubungkan lokasi proyek dengan jalur utama kereta api Pulau Jawa bagian utara, melalui wilayah Tuban dan Babat. Sebagian besar lintasan merupakan jalur reaktifasi yang sebelumnya pernah digunakan.
Jalur kereta api nantinya juga diharapkan dapat melayani kebutuhan pergerakan masyarakat di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya. Oleh karena itu, selain berfungsi sebagai angkutan barang, jalur kereta api ini juga diperuntukkan bagi angkutan penumpang.
Sejumlah fasilitas stasiun akan dibangun untuk mendukung mendukung operasional jalur kereta api ini. Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Sumber Bisnis, edit koranbumn