PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) bakal meluncurkan SuperApps yang bakal menggantikan BNI Mobile Banking ke depan.
Hal ini pun disampaikan SEVP Digital Business BNI Rian Eriana Kaslan yang menyebut SuperApps yang dirancang bakal diluncurkan pada pertengahan 2024.
“App baru akan jauh lebih baik dari sisi User Experience, dan fokus kepada kapabilitas yang hyperpersonalized untuk setiap nasabah. Didukung dengan teknologi AI yang terbaru,” ujarnya ).
Inovasi ini juga tentunya diharapkan dapat memberikan pertumbuhan bisnis digital BNI yang signifikan. Perseroan optimistis dengan peluncuran SuperApps ini bakal meningkatkan pertumbuhan user yang lebih tinggi dari tahun ini hingga mencapai 20%.
“Sementara [BNI Mobile] akan tetap ada sampai kami sudah bisa migrasi seluruh pengguna,” ungkapnya.
Tercatat, saat ini jumlah pengguna BNI Mobile Banking mengalami peningkatan 20% secara tahunan. Kemudian, transaksi mengalami peningkatan sebesar 75% yoy. Sedangkan nilai transaksi tumbuh lebih dari 50% yoy.
“Per September 2023, pengguna mobile banking BNI sebanyak 15,62 juta atau tumbuh 20,9% yoy dari 12,91 juta pengguna,” tulis BNI dalam analyst meeting.
Sebagaimana diketahui, BNI bakal bertransformasi menjadi bank transaksional dengan memperkuat platform digital dan ekosistem transaksi.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut saat ini perseroan tengah mengembangkan Super Apps untuk melayani nasabah perorangan agar semakin mudah dalam bertransaksi, investasi, pembayaran tagihan, dan lifestyle.
“Kemudian, kami terus juga meningkatkan solusi digital yang solid untuk nasabah perusahaan (business banking) yang terintegrasi, efisien, aman, dan cepat,” katanya dalam BNI Chief Editor Gathering 2023, Rabu (20/12/2023)
Lebih lanjut, BNI menilai di tengah momentum pertumbuhan ekonomi yang positif hingga periode akhir tahun ini. Bahkan, Royke optimistis bahwa perseroan dapat terus tumbuh sesuai target sampai dengan akhir tahun 2023, dan semakin tangguh di tahun 2024.
“Kami akan terus berkomitmen untuk membukukan pertumbuhan berkualitas guna menghasilkan return yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” lanjutnya.
Menurutnya, dengan berbagai strategi penguatan fundamental kinerja, perseroan juga mendorong Return on Equity (ROE) dapat naik ke tingkat yang lebih positif.
Royke menjelaskan, kinerja BNI yang sustain telah menghasilkan peningkatan Market Cap Perseroan tertinggi sejak 2020, dari Rp71 triliun menjadi Rp199 triliun pada tahun 2023, dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 71,8%.
Selain itu, di tengah gejolak kondisi ekonomi global tahun ini, BNI tetap mampu membukukan kinerja kuartal ketiga tahun 2023 ditandai dengan laba bersih tumbuh 15,1% secara tahunan mencapai Rp15,8 triliun.
Lalu, pertumbuhan kredit mencapai 7,8% secara tahunan menjadi Rp671,4 triliun yang didorong oleh ekspansi di segmen korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan bisnis anak perusahaan.
Kualitas aset juga terus membaik, terlihat dari penurunan rasio NPL per September 2023 yang berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%, dan rasio LaR yang membaik dari 19,3% pada September 2022 ke 14,4% di September 2023.
Sumber Bisnis, edit koranbumn