PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Obligasi Berkelanjutan dan peringkat idAA untuk Obligasi Subordinasi III/2018 Perusahaan yang masih beredar.
Obligasi Subordinasi ini diberikan dua peringkat lebih rendah dari peringkat perusahaan untuk mengakomodasi risiko surat utang tersebut yang dapat dihapusbukukan jika terjadi kondisi non-viability, sebagaimana tercatat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11/POJK.03/2016.
“Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang terhadap obligor lain adalah superior,” sebut Pefindo, Jumat (13/8).
Efek utang dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi, dan kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan obligor lain adalah sangat kuat.
Peringkat mencerminkan dukungan yang sangat kuat dan terbukti dari pemerintah, posisi bisnis Bank yang superior, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset yang moderat akibat pandemi.
Peringkat dapat berada dalam tekanan jika terdapat penurunan dukungan yang material dari pemegang saham, dan pada saat yang sama performa bisnis atau keuangan perusahaan memburuk secara signifikan.
Pefindo menilai pandemi Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, yang menyebabkan penurunan kegiatan usaha yang signifikan di hampir semua sektor industri, yang berujung kepada penurunan permintaan atas kredit dan jasa perbankan lainnya.
Selain itu, penurunan kegiatan usaha juga telah melemahkan kemampuan debitur membayar kewajiban sehingga akan menekan kualitas aset, dan kemudian memberikan tekanan lebih terhadap indikator profitabilitas dan likuiditas perbankan.
“Namun kami berpendapat bahwa dampak pandemi ini terhadap profil risiko kredit BBRI secara keseluruhan akan tetap dapat dikendalikan,” sebut Pefindo.
Terlebih, Bank BRI didukung oleh profil likuiditas yang kuat, yang disertai dengan porsi dana murah yang tinggi, dengan hanya tingkat konsentrasi deposan yang cukup rendah mengurangi risiko penarikan dana yang tinggi dan di luar perkiraan.
Selain itu, posisi usaha BBRI yang lebih unggul sebagai salah satu bank milik negara juga akan dapat meredam paparan terhadap sektor industri yang terdampak oleh pandemi, seperti perindustrian, jasa usaha, perdagangan, dan konstruksi.
Bank BRI adalah bank komersial milik pemerintah, yang berfokus pada kredit mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perusahaan memiliki 61.582 karyawan yang beroperasi di dalam jaringan Bank BRI sebanyak 9.182 outlet yang berlokasi di seluruh Indonesia.
Pada akhir Juni 2021, Bank BRI dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 56,75% dan sisanya oleh masyarakat sebesar 43,25%
Sumber Kontan, edit koranbumn