PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyiapkan dana untuk melunasi pokok dan bunga obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, bahwa perusahaan telah memperhitungkan serta memproyeksi arus kas BRI sejak awal hingga akhir tahun 2022.
“Untuk melakukan pembayaran obligasi yang jatuh tempo tersebut, BRI memiliki sumber dana berasal dari eksisting likuiditas BRI yang terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dan juga Non DPK,” kata Aestika, Jumat (25/3).
Selain itu, bank pelat merah ini juga memiliki Liquidity Contingency Plan yang merupakan rencana pendanaan darurat sebagai salah satu opsi apabila terjadi kondisi krisis likuiditas di market.
Seperti diketahui, pada tahun ini perseroan menghadapi pembayaran obligasi jatuh tempo dengan total Rp 4,65 triliun. Terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2017 Seri C dengan pokok Rp 925 miliar dan jatuh tempo pada 11 April 2022.
BRI juga menghadapi pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Tahap III 2017 Seri B sebesar Rp 1,65 triliun dan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2019 Seri B sebesar Rp 2,08 triliun. Selain membayarkan obligasi jatuh tempo, perusahaan masih berniat menerbitkan surat utang tahun ini. Namun itu semua masih bergantung pada kebutuhan pendanaan dan kondisi pasar.
“Penerbitan obligasi dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan likuiditas BRI di tahun 2022. Namun pelaksanaannya masih akan memperhatikan perkembangan kondisi pasar khususnya dengan adanya tren peningkatan suku bunga,” jelas Aestika.
Sumber kontan, edit koranbumn