Nilai tersebut naik 10,21% secara tahunan atau YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan kinerja tersebut didorong oleh sejumlah indikator yang tumbuh secara berkelanjutan. Misalnya saja pembiayaan tumbuh double digit 13,93% YoY menjadi Rp293 triliun.
Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan umum yang tumbuh 7,77% YoY. Begitu pula dengan himpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI yang tumbuh 8,83% YoY menjadi Rp323 triliun dengan dana murah (CASA) senilai Rp199 triliun, tumbuh 8,35% YoY.
“Kinerja BSI juga ditopang oleh kinerja digitalization and distribution, serta didukung unique sharia products, seperti tabungan haji dan emas,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja kuartal II/2025 pada Senin (22/9/2025).
Anggoro merinci dari sisi pengguna aplikasi Byond by BSI mencapai 4,49 juta user atau tumbuh 126% secara tahun berjalan (YtD). Sementara, nasabah BSI kini mencapai 22 juta dengan pertumbuhan 7,94% YoY.
Transaksi keuangan nasabah juga didukung oleh ATM/CRM BSI yang saat ini berjumlah 5.499 unit dan mesin EDC 24.000 unit, 122.000 agen BSI, serta outlet sebanyak 1.039 unit berupa kantor cabang dan kantor cabang pembantu.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan selain fokus pada pertumbuhan bisnis yang unik, BSI juga menjaga kualitas pembiayaan. “Bisa dilihat pembiayaan tumbuh hampir 14% YoY, tetapi NPF kami ada perbaikan,” ujarnya.
Per akhir Juni 2025 NPL gross BSI tercatat sebesar 1,87%, membaik dari 1,93% pada Juni tahun lalu. Selain itu, kata Ade, simpanan BSI juga banyak tumbuh di produk berbiaya murah atau low cost fund, dengan tabungan tumbuh lebih dari 10% YoY.
“Tidak banyak bank yang tabungannya tumbuh seperti BSI. Khususnya pada 2025, kami dorong pembukaan tabungan haji dan emas,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















