PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memproyeksikan angka backlog atau jumlah kebutuhan perumahan bisa turun menjadi 4 juta hingga 4,5 juta pada akhir 2030.
Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan angka backlog di Indonesia terbagi atas dua perhitungan.
Pertama, angka backlog berdasarkan kepemilikan rumah yang mencapai 11 juta. Kemudian, angka backlog berdasarkan keterhunian yang mencapai 7,5 juta rumah tangga.
Menurut Nixon, kemampuan Bank BTN dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mengurangi angka backlog tersebut mencapai 200.000 hingga 300.000 hunian per tahunnya.
“Jika ada konsistensi dan upaya bersama dari seluruh pihak, baik pemerintah, asosiasi, serta dibantu bank lain, bisa ada 600.000 unit rumah yang dibiayai per tahun. Artinya pada 2030 angka backlog bisa turun menjadi 4 juta-4,5 juta,” jelas Nixon di Jakarta, Kamis (4/1/2021).
Nixon meyakini penurunan signifikan pada angka backlog tersebut merupakan keniscayaan. Pasalnya, pemerintah kian fokus pada sektor perumahan.
Apalagi, di masa pandemi ini, rumah menjadi penopang utama berbagai aktivitas seperti bekerja, beribadah, hingga sekolah.
Adapun, sejak dipercaya menjadi salah satu bank penyalur Program Satu Juta Rumah pada 2015, Bank BTN telah menyalurkan lebih dari 1,25 juta unit rumah.
“Jika dibagi rata-rata per tahun, kami telah menyalurkan KPR untuk 250 ribu hingga 300 ribu unit rumah. Kami berkomitmen akan terus mendukung Program Satu Juta Rumah di periode 2 ini,” tutur Nixon.
Sumber Bisnis, edit koranbumn