PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan pertumbuhan dana kelolaan khusus segmen prioritas atau wealth management sebesar Rp 6 triliun. Direktur Konsumer BTN Budi Satria menyebut, terdapat dana kelola nasabah prioritas sebesar Rp 38 triliun di pengujung 2019.
“Sedangkan untuk target fee based income-nya pada 2019 menjadi sebesar Rp 75 miliar yang dihasilkan dari penjualan produk nonbanking seperti reksadana, bancassurance dan surat berharga negara,” ujar Budi kepada Kontan.co.id pada Senin malam (21/1).
Budi mengatakan, guna mencapai target tersebut, bank dengan kode saham BBTN ini akan melakukan inovasi dengan menciptakan produk serta program yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
“Pada 2019 kami juga berinovasi menawarkan produk baru pada sisi produk nonbanking, seperti tujuh reksadana terproteksi, dua produk reksadana, 10 produk surat berharga negara, 12 produk bancassurance. Tentunya produk-produk ini akan kami sesuaikan dengan kebutuhan nasabah pada saat ini,” jelas Budi.
Meski demikian, Budi mengaku persaingan wealth management saat ini sangat ketat. Tiap bank selalu berinovasi memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Oleh sebab itu, Budi mengaku telah memiliki segmen nasabah sendiri dan terus menciptakan peluang bisnis baru dalam rangka meningkatkan kekayaan nasabah.
“Kenaikan suku bunga dapat kita jadikan peluang untuk mendapatkan nasabah yang memiliki profil risiko konservatif yang memang menginginkan produk-produk dengan imbal hasil tetap, seperti reksadana terproteksi. Juga SBN ritel dan deposito, karena memiliki imbal hasil yang memang disesuaikan dengan naiknya suku bunga,” imbuh Budi.
Bank dengan spesialisasi kredit pemilikan rumah (KPR) ini pada 2018 telah memiliki dana kelolaan prioritas atau asset under management (AUM) berada pada angka Rp 32 triliun. Budi mengaku pendapatan komisi atau fee based income dari bisnis wealth management BTNI sepanjang 2018 mencapai Rp 53 miliar.
Sumber Kontan, edit koranbumn