PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai energi biomassa. Kaliandra merah tersebut nantinya akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengungkapkan, budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah PTBA dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan pemerintah.
“PTBA terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selaras dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengurangan emisi,” kata Arsal dalam keterangan resmi, Rabu (11/10/2023).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rafli Yandra menerangkan bahwa tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
“Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi,” ujar Rafli.
Budidaya kaliandra merah tersebut dilakukan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pada Senin (9/10/2023). PTBA juga melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Menurut Rafli, Penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektare (ha) ini berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun. Selain itu juga menjadi penyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang diharapkan bisa digunakan untuk cofiring PLTU.
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), anggota holding industri pertambangan MIND ID, telah menerapkan praktik pertambangan yang baik (good mining practices) dengan program-program dekarbonisasi, untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060.
Good mining practices adalah proses kegiatan pertambangan yang menerapkan kaidah penambangan yang baik, seperti melaksanakan konservasi bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, menjamin keselamatan pekerja, hingga menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
Salah satu langkah yang dilakukan PTBA adalah eco mechanized mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.
Saat ini, PTBA telah mengoperasikan 7 unit shovel listrik (PC3000-6E), 40 unit hybrid dump truck (Belaz-75135), dan 6 pompa tambang berbasis listrik. Penggunaan alat-alat tambang berbasis listrik ini menghasilkan penghematan bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel hingga 7 juta liter per tahun dan mereduksi emisi sebesar 19.777 tCO2e.
Sumber Bisnis, edit koranbumn