PT Bukit Asam Tbk memastikan rencana proyek gasifikasi batu bara di sepanjang tahun ini sesuai rencana dan tak berdampak di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan secara keseluruhan, rencana proyek gasifikasi batu bara masih sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
“Tak ada dampak timeline yang berarti, masih on schedule, saat ini masih dalam proses pra konstruksi pematangan lahan dan sebagainya,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (4/5/2020).
Adapun pembangunan gasifikasi ini akan dilakukan di kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Gasifikasi ini akan mengkonversi batubara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), Methanol, dan Mono Ethylene Glycol (MEG).
Proyek hilirisasi batubara ini direncanakan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300.000 ton Methanol, dan 250.000 ton Methanol Ethylene Glycol (MEG). DME hasil hilirisasi ini bahkan dapat digunakan sebagai bahan baku LPG, sehingga dapat mengurangi impor gas untuk LPG.
Sebagai upaya pengembangan usaha hilirisasi/pengolahan batu bara, PTBA bersama dengan para mitra strategis (potential offtaker, potential investor, dan pemilik teknologi gasifikasi batu bara), telah menandatangani dokumen-dokumen perjanjian kerjasama pada tahun 2019.
Kemudian, mulai tahun 2020 dilanjutkan dengan tahap rancangan engineering lebih detil untuk persiapan pembangunan pabrik Coal to Chemicals setelah seluruh persyaratan prakonstruksi sudah dipenuhi.
“Pabrik ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada tahun 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun,” tuturnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn