PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali menegaskan perannya sebagai katalisator penguatan industri pertahanan nasional melalui partisipasi aktif dalam kegiatan Business Matching, yang merupakan bagian dari rangkaian Indo Defence 2024 Expo & Forum. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Hall C2, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Business Matching kali ini mengusung tema “Connecting Islands, Empowering Growth: The Role of N219 in Regional Accessibility” dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan lintas Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, pelaku industri dalam negeri, serta operator swasta yang menunjukkan minat terhadap pesawat N219. Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, juga turut menjadi pembicara, menyoroti urgensi perluasan dan koordinasi lintas sektor dalam pemanfaatan produk dalam negeri, khususnya pesawat N219.
Wakil Menteri Pertahanan RI, Marsekal Madya TNI (Purn.) Donny Ermawan, selaku Sekretaris KKIP, menyampaikan pidato kunci yang menekankan tentang komitmen Pemerintah terhadap N219, “Bapak Presiden Prabowo telah berkomitmen untuk mengintegrasikan pesawat N219 dalam kebijakan pembangunan, penghubungan udara perintis dan layanan tanggap bencana, guna memperkuat kehadiran negara di seluruh pelosok Nusantara. Dalam hal ini KKIP juga berperan mengawal arah kebijakan agar industri dirgantara nasional terlibat aktif dan terukur dalam skema pengadaan nasional.”
Pesawat N219 merupakan hasil rekayasa dan manufaktur nasional yang dirancang untuk menjawab tantangan konektivitas di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Dengan kemampuan beroperasi di landasan pendek dan tidak beraspal serta fleksibilitas desain multi-varian, N219 menjadi solusi transportasi yang efisien dan adaptif untuk berbagai misi: layanan logistik, angkut penumpang, evakuasi medis, hingga penugasan di daerah rawan bencana.
Lebih dari sekadar alat angkut, N219 dikembangkan dengan pendekatan dual-use technology sebagai platform tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan sipil maupun militer. Dalam situasi damai, N219 ideal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan layanan publik antar pulau. Dalam kondisi darurat atau pertahanan, N219 dapat dikonversi cepat menjadi alat logistik militer, transportasi pasukan, atau misi evakuasi medis. Hal ini menjadikan N219 sebagai aset nasional strategis dengan nilai ganda.
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko, dalam sesi diskusi menyampaikan bahwa kontribusi industri penerbangan nasional melalui program N219 berdampak langsung pada perekonomian. Mulai dari keterlibatan industri lokal dalam rantai pasok, penciptaan lapangan kerja, hingga peningkatan kapasitas SDM, N219 menjadi penggerak pertumbuhan klaster industri strategis. Keterlibatan industri nasional tier 1, 2, dan 3 dalam penyediaan komponen struktural dan sistem pendukung membentuk ekosistem kedirgantaraan nasional yang berkelanjutan. “Kami meyakini bahwa jika berbicara mengenai multiplier effect, dampak paling besar berasal dari sektor manufaktur, dan yang tertinggi berasal dari industri dirgantara—yang dalam hal ini dapat kami dorong melalui optimalisasi pemanfaatan pesawat N219,” jelas Gita Amperiawan.
Sebagai wujud komitmen mempercepat pemanfaatan komersial N219, PTDI bersama Kementerian PPN/Bappenas telah merancang model bisnis komersialisasi N219 dalam kerangka Transformasi Ekonomi Nasional, dengan Kepulauan Riau sebagai pilot project. Penggunaan N219 sebagai transportasi antar pulau diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi regional yang nyata dan berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, disaksikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Donny Ermawan, PTDI sepakati beberapa Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah mitra strategis, termasuk institusi pembiayaan, operator lokal, serta Pemerintah Daerah, guna mendukung pengadaan dan pengoperasian pesawat N219 dalam rangka meningkatkan konektivitas wilayah, khususnya di Kepulauan Riau, Papua dan Kalimantan Utara, serta wilayah potensial lainnya. PTDI juga memperoleh Letter of Intent (LoI) dari Bakamla terkait rencana pengadaan pesawat N219 dan UAV Wulung.
Melalui forum ini, PTDI berharap terbangun kesepahaman dan komitmen konkret antara Pemerintah, industri, dan end user untuk mempercepat pemanfaatan produk unggulan nasional. Tidak hanya mempertegas peran strategis pesawat N219 sebagai simbol kemajuan teknologi kedirgantaraan Indonesia, lebih jauh pesawat N219 dapat dioptimalkan sebagai solusi transportasi udara perintis yang mendukung konektivitas wilayah 3TP, serta menjadi bagian dari agenda besar pembangunan nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sumber PTDI