Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia mendorong perbankan pelat merah atau Himbara seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBTN untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara regional.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menilai bahwa Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara (Asean) seharusnya memiliki perbankan yang sebanding secara kapasitas dan skala bank regional.
Namun, perbankan nasional disebut masih tertinggal dari sisi kapitalisasi pasar. Contohnya market cap DBS Bank Singapura yang mencapai US$110 miliar atau sekitar Rp1.839,03 triliun. Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), misalnya, hanya mencapai seperempat dari kapitalisasi DBS.
“Indonesia negara terbesar di Asean, masa banknya bukan yang terbesar di Asean? Contoh DBS market cap US$110 miliar, [bank] Mandiri masa sepertiga atau seperempatnya? Padahal negara kita jauh lebih besar daripada Singapura,” ucapnya dalam acara Antara Business Forum, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Saat ini, BMRI tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp452,67 triliun. Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencapai Rp606,24 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Rp166,35 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) senilai Rp16,84 triliun.
Menurut Pandu, hal tersebut menjadi tantangan bagi Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara supaya tidak hanya menjadi bank terbesar di tingkat nasional, tetapi juga menjadi pemain besar di level regional.
“Pertanyaannya how do you achieve that the next 4 years? Gimana arahnya ke depan? Kalau misalnya tidak sampai, mungkin sampailah US$100 miliar, itu kan 2,5 kali lipat dari market cap sekarang. Tapi dengan itu, mungkin kita juga harus memberikan insentif yang tepat kepada semua,” ucap Pandu.
Sementara itu, dalam perkembangan lain, pemerintah telah menambah injeksi likuiditas ke Himbara per November 2025 untuk memacu penyaluran kredit.
Kementerian Keuangan per 10 November 2025 kembali memindahkan kas pemerintah di Bank Indonesia (BI) kepada Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Jakarta sebesar Rp76 triliun. Perinciannya, Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing sebesar Rp25 triliun, sementara Bank Jakarta mendapat Rp1 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn














