Unit penyertaan industri reksadana turun secara bulanan pada Maret lalu. Data Infovesta Utama mencatat, unit penyertaan reksadana bulan Maret turun 4,43% dibandingkan Februari.
Reksadana terproteksi justru mencatat kenaikan unit penyertaan paling tinggi, yakni sebesar 0,33% secara bulanan. Penurunan unit penyertaan paling dalam adalah reksadana pasar uang yang anjlok hingga 21,33% pada periode yang sama.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba mengungkapkan bahwa DIM justru berhasil mencatatkan pertumbuhan unit penyertaan pada periode tersebut. Marsangap bilang setidaknya unit penyertaan di DIM naik 4% pada Maret 2020. “Ini tidak terlepas dari unit penyertaan reksadana terproteksi di DIM yang berhasil tumbuh 16% secara bulanan,” kata Marsangap
Marsagap menjelaskan, kenaikan unit penyertaan reksadana terproteksi DIM seiring dengan kondisi pasar yang kurang kondusif akibat pandemi virus corona. Sehingga dia menilai investor cenderung melirik investasi yang secara risiko terukur dan dengan imbal hasil yang lebih terprediksi. Di mana kedua hal tersebut merupakan karakter reksadana terproteksi.
“Sementara untuk yang turun, kami juga sejalan dengan yang terjadi di industri. Reksadana pasar uang kami mengalami penurunan unit penyertaan paling dalam, sebesar 17% karena dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas investor,” tambah Marsangap.
Ke depan, Marsangap melihat kinerja reksadana dan instrumen investasi lainnya masih akan bergantung dengan bagaimana pemerintah mengambil kebijakan dalam menangani pandemi corona.
Dia menilai kebijakan seperti stimulus fiskal, moneter, hingga relaksasi defisit APBN positif karena dapat menahan laju negatif pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. “Meski kasus virus corona belum menunjukkan penurunan, setidaknya pasar dapat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 dengan adanya dukungan kebijakan-kebijakan tersebut,” pungkas Marsangap.
Sumber Kontan, edit koranbumn