Pandemi memang membuat situasi menjadi runyam dan menimpa semua masyarakat di dunia. Apalagi jika sudah berbicara mengenai ketersediaan vaksin.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 Hari ke-4 di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
“Penduduk dunia sekitar 6,5 miliar. Kali 2 dosis kebutuhan 12-14 miliar dosis per tahun. Kemampuan pabrik dunia sekitar 6,5 miliar dosis sampai 7 miliar dosis. Gap sangat lebar, akan terjadi perebutan suplai,” katanya.
Dia mengatakan, negara kaya seperti Amerika Serikat dengan kekuatan ekonomi bisa membeli vaksin di awal atau bisa disebut sebagai ijon. AS bahkan disebutnya bisa memesan 3-4 kali suplai yang dibutuhkan negara tersebut. “Akhirnya bisa menghabiskan yang ada,” katanya
Berbicara mengenai Indonesia, jika secara kekuatan ekonomi memang tidak mampu bersaing. Namun Indonesia memiliki kompetensi, ada perusahaan BUMN yang memiliki pengalaman untuk memproduksi vaksin.
“Kita cari informasi, bargaining developer vaksin menentukan. Ada 7-8 vaksin itu di approach oleh negara maju. Kami merasa, kita bisa memanfaatkan apa yang dimiliki sekarang. kita punya kapasitas, bisa jadi strategi negosiasi dengan pengembang (vaksin),” katanya.
Menurutnya, banyak pengembang vaksin hanya memiliki riset namun tak memiliki kapasitas produksi. Bagai gayung bersambut, Indonesia melakukan komunikasi dengan banyak pengembang vaksin dan mendapatkan respon.
“Salah satu yang merespon pertama Sinovac, mereka punya produksi tapi tak besar,” katanya singkat.
Dari strategi yang dilakukan Indonesia ini, untuk jangka pendek Indonesia memperoleh kapasitas besar di awal dari Sinovac. Sebab, jika Indonesia tak ambil posisi, maka akan kehilangan suplai.
“Kita ambil risiko, amankan suplai. Kita punya ukuran, Sinovac sudah sampai clinical tahap 3. Risiko kegagalan terukur. Kita yakin ini bisa produk, solusi penanganan pandemi. Kita deal dengan mereka. Lapor Kak Erick (Menteri BUMN) dan Bu Menlu,” katanya menjelaskan.
“Kalau tidak ambil posisi, tidak akan mendapatkan vaksin. Indonesia salah satu negara dipuji dalam persiapan vaksin. Di Asia Pasifik kita yang terbesar, ini hal yang patut disyukuri,” pungkasnya.
Sumber CNBC Indonesia, edit kornbumn