Dunia pariwisata sangat terdampak akibat adanya pandemi Covid-19. Diberlakukannya pembatasan sosial untuk masyarakat, menjadikan destinasi pariwisata makin sepi pengunjung. Tidak sedikit yang memilih untuk menutup objek wisatanya akibat kunjungan wisatawan menurun.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) Edy Setijono mengajak para pelaku usaha untuk tetap menjaga suasana pariwisata hidup. Menurutnya, akan sulit bagi pelaku wisata untuk bangkit kembali jika mereka sudah menutup destinasi saat pandemi.
“Hal yang kita khawatirkan adalah suasana wisata ini mati. Kalau sudah mati sangat sulit bagi pelaku untuk kembali lagi beroperasi dengan optimal setelah pandemi,” ujar Edy Setijono dalam webinar yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (29/1/2021).
PT TWC sendiri tetap membuka destinasi wisata kelolaannya seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko. Selain itu, sejumlah resto seperti Manohara Resto dan Rama Shinta Resto tetap beroperasi dengan protokol kesehatan ketat.
“Hal ini demi menjaga suasana pariwisata tetap hidup, meskipun produktivitasnya tidak sama seperti kondisi semula. Hal ini juga menjaga agar bisnis-bisnis sertaan yang ada di sekitar Prambanan dan Borobudur tetap hidup,” lanjutnya.
PT TWC tetap optimis untuk melihat potensi pasar kedepan. Wisatawan lokal yang berasal dari golongan kelas menengah serta korporasi menjadi harapan agar industri wisata tetap berjalan.
“Kita akan mengejar ke arah itu. Dibutuhkan dorongan agar kelas menengah Indonesia serta korporasi di dalam negeri untuk mengeluarkan uangnya ke destinasi kita,” lanjutnya.
Dirut PT TWC juga berharap pada program pemerintah dalam hal vaksinasi mandiri. Menurutnya, program ini menjadi harapan baru bagi dunia pariwisata Indonesia.
“Ketika vaksin mandiri dilakukan, maka ini menjadi peluang. Diharapkan dengan program vaksin mandiri ini, kelompok menengah atas akan mulai kembali melakukan aktivitas, akan bersemangat dan percaya untuk datang ke tempat wisata,” katanya.