PT PLN (Persero) melakukan penanaman 100.000 bibit pohon kaliandra di lahan seluas 10 hektare sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) Tanjung Batu, Karimun.
Hal ini menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN dalam rangka mencegah dampak perubahan iklim dan menjalankan program transisi energi. Penanaman bibit ini dilaksanakan dalam peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2022.
Bupati Karimun Aunur Rafiq menyampaikan terima kasih serta apresiasi atas inisiasi yang telah dilakukan PLN. Menurutnya, penanaman pohon kaliandra memberikan banyak manfaat.
“Pemerintah Kabupaten Karimun sangat mendukung kegiatan penanaman pohon kaliandra ini dan kami siap untuk memfasilitasi serta mendukung penyediakan lahan yang akan ditanami pohon kaliandra agar kita semua mendapatkan manfaat bersama,” katanya.
General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Riau dan Kepulauan Riau Agung Murdifi mengatakan, kegiatan tersebut sejalan dengan komitmen PLN dalam menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
“Upaya ini juga sejalan dengan komitmen PLN dalam menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menjaga kelestarian lingkungan yang merupakan turunan langsung dari tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan lahan kosong milik warga kelompok tani di sekitar area pembangkit untuk ditanami kaliandra. Nantinya, hasil panennya akan dibeli oleh pengelola pembangkit dan akan dipergunakan sebagai bahan bakar PLTBM yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Pensiunan (IKPLN) Riau dan Kepulauan Riau.
Saat ini daya mampu pasok PLTBM Tanjung Batu sebesar 1 megawatt (MW) dibutuhkan 40 ton kayu kering per hari. Sementara produksi 1 hektare tanaman kaliandra dengan volume 10.000 pohon menghasilkan 40 ton per tahun. Sehingga, idealnya dibutuhkan 400 hektare kebun kaliandra untuk mengamankan pasokan bahan bakar PLTBM dengan kapasitas 1 MW.
“Sehingga masih banyak peluang bagi warga yang ingin memanfaatkan lahannya menanam kaliandra,” tuturnya.
Agung juga menjelaskan, setiap 1 megawatt hour (MWh) pengalihan bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke PLTBM berpotensi menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 0,5 ton CO2 per MWh. Dalam setahun, penurunan intensitas emisi ini dapat mereduksi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 3.504 ton CO2. Bila PLTBM bisa ditingkatkan kapasitasnya hingga 3 MW, maka PLN akan menurunkan 10.512 ton CO2 per tahun.
“Mari kita lakukan gerakan menanam pohon kaliandra ini lebih cepat dan lebih luas lagi karena dapat melestarikan lingkungan, mengurangi emisi karbon. Selain menjadi sumber energi baru terbarukan, daun kaliandra juga sangat baik untuk pakan ternak, arang biochar bekas pembakaran biomassa bisa digunakan sebagai pupuk tanaman dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” terangnya.