PT Elnusa Tbk (ELSA) pada kuartal III tahun ini membukukan pendapatan sebesar Rp 5,76 triliun. Pendapatan ini turun 2,7 persen jika dibandingkan periode lalu yang sebesar Rp 5,97 triliun.
Direktur Keuangan Elnusa Hery Setiawan menyampaikan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa migas, Elnusa turut merasakan efek triple shock yaitu penurunan harga minyak dunia, penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), dan fluktuasi kurs rupiah. Penurunan pendapatan ini kemudian turun menggerus laba perusahaan dari Rp 238 miliar menjadi Rp 187 miliar.
“Penurunan laba turut disebabkan oleh adanya beberapa pelanggan ELSA yang meminta pengurangan tarif jasa migas seiring harga minyak dunia yang terkoreksi. Volume pekerjaan jasa migas sebenarnya tetap naik, tapi dengan service rate yang terdiskon,” ujar Hery dalam paparan publik, Senin (30/11).
Ia merinci, pada kuartal III tahun ini pendapatan perusahaan ditopang dari bisnis jasa distribusi dan logistik energi dengan porsi 51 persen. Selain itu, jasa hulu migas sebesar 43 persen dan jasa penunjang energi sebesar 7 persen.
“Konsumsi BBM nasional terkoreksi selama pandemi Covid-19, sehingga bisnis kami di bidang distribusi dan logistik energi terganggu,” ungkap Hery.
Hery menyampaikan, pihaknya dapat menjaga kinerja keuangan ELSA di sisa tahun ini, termasuk untuk segmen bisnis distribusi dan logistik energi.
Hanya memang, ia mengaku bahwa pendapatan ELSA secara umum kemungkinan besar dapat lebih rendah dibandingkan capaian tahun lalu. “Untuk laba bersih, kami masih optimistis bisa mencapai di atas Rp 200 miliar,” katanya.
Sumber Republika, edit koranbumn