PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) turut merasakan angin segar dari peningkatan jumlah aktivitas penerbangan di kuartal tiga hingga pertengahan kuartal empat tahun 2020. Peningkatan aktivitas penerbangan ini menumbuhkan optimisme bagi GMF terhadap bangkitnya industri aviasi di masa pandemi COVID-19. Aktivitas penerbangan yang meningkat diharapkan dapat turut menggenjot perbaikan kinerja GMF dengan peningkatan work order pada perawatan yang berbasis flight hours.
Semenjak kasus pertama COVID-19 di Indonesia pertama kali menguak pada bulan Maret 2020, aktivitas penerbangan mengalami penurunan drastis hingga puncak penurunan terjadi di bulan Mei. Berdasarkan data yang diperoleh dari kanal resmi Badan Pusat Statistik, pada bulan Mei, jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk keberangkatan domestik berjumlah 27,500 orang.
Angka ini menurun lebih dari 90% sejak bulan Januari 2020. Direktur Utama GMF, I Wayan Susena, tidak menampik GMF terkena imbas dari pandemi COVID-19. “Pandemi memberikan dampak pada banyak sektor, terutama industri penerbangan. Namun kita tidak bisa hanya tinggal diam, di saat seperti ini berbagai upaya penyesuaian bisnis tetap dilakukan secara cepat untuk mempercepat recovery Perseroan.” ungkap Wayan.
Pada kuartal tiga tahun tahun 2020 ini, GMF telah mencatatkan pertumbuhan jumlah event produksi hingga lebih dari 100% pada sektor bisnis engine maintenance dibandingkan kuartal sebelumnya. Pencapaian positif lainnya juga dirasakan oleh sektor bisnis component maintenance yang mencatatkan pertumbuhan event produksi hingga 38% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Membaiknya kinerja operasional GMF pun dapat dilihat dari mulai masuknya beberapa customer asing yang semula melakukan penundaan terhadap perawatan armadanya akibat pandemi. Salah satunya datang dari Filipina. “Kami menyambut dengan tangan terbuka bagi customer yang hendak menyiapkan kembali armadanya. Personel GMF akan memberikan dukungan terbaik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku agar maskapai-maskapai tersebut dapat kembali beroperasi secara optimal dan prima.” tambah Wayan.
Beberapa maskapai kini masih perlu mengencangkan ikat pinggang untuk bertahan di masa pandemi dengan mengefisienkan operational cost, salah satunya melalui optimalisasi jumlah armada aktif agar dapat terutilitasi secara maksimal. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan redelivery pesawat dari maskapai kepada lessor.
Memasuki kuartal empat, GMF telah menerima beberapa permintaan untuk melakukan pengerjaan project redelivery tersebut. Peningkatan project redelivery menjadi salah satu pendorong peningkatan jumlah event pada sektor bisnis airframe maintenance, sehingga mampu tumbuh 13% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Siapkan Operasional Jelang Akhir Tahun
Penerbangan domestik kini mulai ramai kembali. Hal ini tak lepas dari semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk bepergian dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Tak hanya masyarakat, fasilitas bandara, maskapai, hingga destinasi tujuan pun semakin disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.
Menjelang tutup tahun, aktivitas penerbangan diprediksi masih akan menunjukkan tren positif. Hingga kuartal tiga kemarin, event produksi line maintenance meningkat hingga 77% akibat meningkatnya volume penerbangan domestik maupun internasional terbatas.
“Masyarakat semakin sadar dengan protokol kesehatan, ekosistem dunia penerbangan Indonesia pun semakin adaptif terhadap penyesuaian-penyesuaian di masa pandemi ini, kami rasa dalam waktu dekat grafik kenaikan penumpang akan semakin meningkat. GMF akan bersiap terhadap hal tersebut dengan terus mengedepankan keamanan dan kebersihan armada customer kami,” tutup Wayan.