Dampak luka berkepanjangan atau scarring effect dari pandemi Covid-19 pada sektor usaha menjadi salah satu perhatian utama dalam Presidensi G20 tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa 8 sektor usaha sudah mulai kembali pulih, 14 sektor masih dalam pemulihan, sementara 13 sektor lainnya belum kembali pulih.
“Pandemi yang sudah berlangsung 2 tahun berdampak pada korporasi, banyak korporasi yang sudah pulih, sedang akan pulih, dan baru akan pulih. Di sini penting langkah-langkah bersama. Langkah sinergi dan koordinasi kebijakan sangat penting,” kata Perry dalam Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect, Kamis (17/2/2022).
Untuk mengatasi hal ini, Perry mengatakan dari sisi korporasi sendiri perlu kembali mengatur strategi bisnis yang lebih baik ke depan, baik dari sisi keuangan, manajemen, maupun digitalisasi.
Perry pun mendorong perbankan untuk ikut berpartisipasi mendukung pemulihan sektor usaha, terutama dalam bentuk penyaluran kredit dan perbankan.
Dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perry mengatakan upaya koordinasi kebijakan untuk mendorong pemulihan sektor riil telah dilakukan, misalnya dalam mendorong sektor properti dan otomotif.
“Kita dalam proses mendorong sektor lain, apakah makanan minuman atau sektor lain, termasuk pariwisata dan UMKM,” jelas perry.
Dia menambahkan, kebijakan struktural juga perlu dilakukan, terutama untuk mendorong iklim investasi yang baik, mempermudah perizinan, tataniaga, sebagai bentuk dari implementasi UU Cipta Kerja.
Bank sentral pun berupaya mendorong reformasi struktural di bidang infrastruktur digital ekonomi dan keuangan, termasuk di pasar keuangan.
“Disinilah BI melakukan peran penting melakukan digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan mendukung pembiayaan bagi ekonomi,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn