Emiten BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) catatkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp13,8 triliun hingga Juni 2022.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyampaikan bahwa raihan kontrak baru WIKA telah tumbuh 31,4 persen dengan sebagian besar berasal dari sektor infrastruktur dan bangunan gedung.
Kemudian disusul oleh industri penunjang konstruksi, energi dan industrial plant, serta realty and property.
“Kepercayaan tersebut tercermin pada raihan kontrak baru WIKA hingga Juni 2022 sebesar Rp13,8 Triliun atau naik 31,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” ungkap Agung dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (5/8/2022).
Adapun dalam deretan kontrak baru yang diraih perseroan hingga Juni 2022 terdapat proyek Preservasi Jalan dan Jembatan di Bali yang dipercayakan oleh Kementerian PUPR. Dia menjelaskan proyek tersebut berfungsi sebagai infrastruktur pendukung perhelatan G20 pada Oktober 2022 mendatang.
Selain Preservasi Jalan dan Jembatan di Bali, WIKA juga tengah mengerjakan sejumlah proyek pendukung G20 diantaranya pembangunan jalan dan jembatan Labuan Bajo – Tana Mori juga melakukan revitalisasi ruangan VVIP pada Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali.
Sementara itu, selaras dengan model bisnis perseroan, pada Kuartal II/2022 WIKA juga telah melakukan divestasi terhadap dua entitas asosiasinya, yaitu PT Jasamarga Kunciran Cengkareng dan PT Prima Terminal Petikemas.
“Langkah tersebut sebagai bentuk capital recycling yang dapat membuat ruang lebih bagi perseroan dalam pemenuhan investasi mendatang sekaligus menambah kas perseroan sebagai modal kerja yang baru sehingga dapat lebih fokus pada core business-nya,” jelasnya.
Sebagai informasi, WIKA menargetkan kontrak baru hingga akhir tahun mencapai Rp42,57 triliun. Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2022 ini ditargetkan 67 persen berasal dari induk dan 33 persen dari entitas anak.
WIKA memproyeksikan 2022 menjadi tahun pemulihan ekonomi pasca menurunnya tren penularan Covid-19, seiring dengan program percepatan vaksinasi dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) oleh Pemerintah.
Sumber Bisnis, edit koranbumn