Holding BUMN sektor pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tunai untuk 2025 sebesar Rp1,6 triliun.
Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto mengatakan, PMN itu bakal digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan program cadangan pangan pemerintah (CPP). Adapun, ID Food dimandatkan pemerintah untuk mengelola CPP 10 komoditas pangan yang terdiri dari daging sapi, daging ayam, telur, gula, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan kembung dan daging kerbau.
Di sisi lain, Sis Apik juga mengakui bahwa pengajuan PMN tunai sebesar Rp1,6 triliun itu juga didasari oleh kondisi utang perbankan yang terlalu tinggi dengan beban bunga pinjaman ID Food pada 2023 mencapai Rp626 miliar per tahun. Apalagi, laba (gross profit margin/GPM) ID Food juga mengalami penurunan selama periode 2019-2022 hingga minus 11%.
Meskipun, pada 2023 ID Food mencatatkan laba bersih sebesar Rp234 miliar, tetapi total utang bank dan medium-term note (MTN) mencapai sekitar Rp8,01 triliun.
Selain itu, kata dia, produksi sejumlah komoditas pangan seperti beras dan DOC (day old chicken) dan lainnya belum tercapai sesuai target lantaran adanya kendala operasional akibat keterbatasan modal kerja.
“Kami berharap dalam forum ini bisa dapat PMN tunai untuk melaksanakan program cadangan pangan pemerintah sebesar Rp1,6 triliun,” ujar Sis Apik dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR-RI, di Kompleks Parlemen, Rabu (10/7/2024).
Selain mengandalkan PMN, Sis Apik juga membeberkan terdapat potensi pendanaan dari sumber perbankan. Di antaranya sumber pendanaan dari sindikasi Himbara dengan bunga yang telah disubsidi menjadi 4,5% per tahun. Potensi pendanaan juga datang dari bank non himbara untuk program stunting dengan bunga komersial sebesar 8,75% per tahun.
Dia menjelaskan, ilustrasi potensi biaya modal dengan PMN dan tanpa PMN. Dengan pendanaan perbankan tanpa PMN, modal kerja ID Food pada 2025 diperkirakan mencapai 5,6%, sedangkan apabila PMN tunai disertakan maka modal kerja akan turun menjadi 3,8%.
Dengan efisiensi modal kerja akibat adanya PMN, ID Food menargetkan margin laba bersih pengelolaan CPP pada 2025 mencapai 3,9%. Sebaliknya, tanpa PMN, maka margin laba bersih ID Food diperkirakan hanya 2,3%.
“Jadi di sini terdapat peningkatan dengan PMN, besar harapan kami bisa mendapatkan persetujuan PMN tunai sebesar Rp1,6 triliun,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (19/9/2024), pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan mengusulkan pemberian penyertaan modal negara (PMN) nontunai dari konversi piutang APBN 2023 bagi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food senilai Rp2,56 triliun.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban menyampaikan bahwa nilai tersebut merupakan piutang sejak 1975 sampai 2021 yang berasal dari rekening dana investasi (RDI), subsidiary loan agreement (SLA), serta eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada ID Food.
Dengan tambahan PMN ini, Rio berharap akan memperbaiki struktur permodalan BUMN holding pangan tersebut.
“Urgensinya adalah dengan belum dikonversinya, maka profitabilitas dan rentabilitas kinerja keuangan ID Food rendah, karena besarnya beban utang dan rendahnya laba,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI dengan DJKN, Selasa (19/9/2023).
Sumber Bisnis, edit koranbumn