PT Adhi Karya Tbk ( ADHI) mengakui kinerja keuangannya terganggu akibat dampak pandemi Covid-19. Laba bersih emiten pelat merah ini bahkan diperkirakan turun signifikan.
“Laba bersih kuartal pertama kemarin diperkirakan turun lebih dari 75% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” tulis manajemen ADHI dalam keterbukaan informasi yang disampaikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/5).
Ada sejumlah hal yang membuat laba bersih tertekan cukup dalam. Pertama, beban utang yang harus ditanggung perusahaan tersebut.
Pandemi membuat ADHI kurang leluasa melunasi pokok utang jangka pendek senilai Rp 4 triliun. Nilai ini berasal dari pokok utang sejumlah instrumen pinjaman seperti utang usaha, utang bank, obligasi dan medium term notes (MTN).
Tekanan tersebut melengkapi tekanan yang ADHI alami dari sisi pendapatan. Pandemi membuat ADHI berpotensi kehilangan pendapatan double digit meski tak melebihi angka 25%.
Penurunan tersebut lantaran ADHI terpaksa membatasi sebagian operasional perusahaan. Pembatasan ini dilakukan antara satu hingga tiga bulan.
“Pembatasan terutama pada proyek yang berada di kawasan yang menerapkan PSBB,” imbuh manajemen.
Manajemen ADHI telah mengupayakan sejumlah cara guna menghindari tekanan yang lebih besar. Diantaranya, pengerjaan konstruksi yang dibatasi maksimal delapan jam tanpa ada lembur.
Pengerjaan proyek juga dengan membagi para pekerja ke dalam kelompok kecil maksimal berisi enam orang.
ADHI juga mengajukan perpanjangan atau roll over kepada perbankan atas cash loan dan non cash loan yang jatuh tempo ada periode pandemi Covid-19.
Sumber Kontan, edit koranbumn