Perubahan pola transaksi nasabah telah mengakselerasi transformasi digital di antara industri keuangan dan perbankan tanah air. Diprediksi fenomena itu akan semakin menguat di masa mendatang seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin masif. Hal tersebut menyebabkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mempersiapkan strategi digitalisasi dengan tiga fokus utama untuk 3 sampai 4 tahun ke depan.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengatakan tahun ini perseroan melanjutkan proses transformasi digital untuk fokus 3-4 tahun ke depan dengan tiga inisiatif utama. Seperti diketahui, transformasi digital telah ditempuh BRI setidaknya sejak 2015 lalu.
“Kami akan fokus dengan tiga pendekatan. Pertama, fokus dengan membangun resiliensi pada sistem yang kami miliki,” ujarnya dalam kuliah umum yang merupakan rangkaian acara Global Network Week 2023 at BRI dengan tema “Accelerating Digital Economy to Boost Financial Inclusion and Economic Growth”.
Arga menambahkan bahwa pihaknya akan memperkuat pusat data; mengokohkan stabilitas dan skalabilitas infrastruktur komputasi awan; serta meningkatkan skalabilitas, kecepatan hingga ketahanan pengalaman nasabah dalam mengakses aplikasi.
Perseroan pun akan mengoptimalkan pengelolaan portofolio aplikasinya. Selain itu, BRI juga terus melakukan inovasi sehingga aplikasi tersebut bisa aplikatif khususnya bagi nasabah di area rural.
Fokus kedua adalah open banking dengan menyederhanakan, mempermudah desain dan pengembangan layanan. Kemudian memaparkannya kepada pelanggan dan mitra perseroan melalui aplikasi BRIAPI.
“Sehingga produk layanan kami bisa dinikmati partner maupun nasabah kami secara lebih luas,” katanya dalam acara yang dihadiri lebih dari 100 mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia yang di antaranya berasal dari delegasi negara Australia, India, Japan, dan Afrika Selatan tersebut.
Strategi ketiga adalah mendorong dan menanamkan program BRIBrain yang lebih analitis terkait data dari produk yang diakses nasabah. Adapun BRIBrain merupakan salah satu ‘pusat otak’ BRI yang berbasis kecerdasan buatan atau AI. Manajemen perusahaan memiliki BRIBrain Academy sebagai program menyeluruh untuk mengembangkan inisiatif dan memupuk talenta AI.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan customer engagement, anti fraud and risk analytics. credit underwriting, hingga smart services and operations. Inisiatif-inisiatif strategis yang diambil tersebut tak terlepas dari transformasi digital BRI yang terus memperlihatkan kesuksesan.
Bukti nyatanya yakni saat membawa BRI melewati masa sulit akibat krisis karena pandemic pada 2020. Pada saat itu kinerja keuangan BRI membukukan laba bersih hingga Rp18,66 triliun. Kemudian meningkat pada 2022 menjadi Rp31 triliun. Puncaknya pada 2022 tatkala BRI mencatatkan prestasi sebagai perbankan yang memperoleh laba terbesar sepanjang sejarah yakni mencapai Rp51,4 triliun.