PT Pertamina meresmikan PT Pertamina International Shipping menjadi subholding shipping Pertamina dengan melakukan integrasi aset dan lini bisnis perkapalan.
Nantinya Pertamina International Shipping tidak lagi sekedar menjalankan bisnis perkapalan namun menjadi marine company yang terintegrasi termasuk menjalankan bisnis logistik dan storage ports.
Manager Business Development Pertamina International Shipping Dian Prama Irfani mengatakan, saat ini ada potensi peningkatan permintaan untuk produk likuid hingga 2030 mendatang dan bakal mencapai puncaknya pada 2040 nanti.
“Pertumbuhan likuid demand ini (karena) adanya bisnis turunan demand atas logistik dan storage. Ini membuka peluang untuk meningkatkan bisnis storage,” kata Irfani dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5).
Irfani menambahkan peluang kebutuhan kapasitas minyak mentah (crude) selama 10 tahun mendatang berkisar sekitar 6 juta barel hingga 13 juta barel.
Dari jumlah tersebut sekitar 22% masih dilayani oleh pihak ketiga dan 78% sisanya oleh Pertamina.
Selain potensi pasar crude, Irfani mengungkapkan, ada pasar gas yang juga dapat dioptimalkan Pertamina International Shipping. “Kawasan Indonesia Timur akan (disupply) dengan LNG. Kapal LNG carrier kita akan sangat penting dan krusial untuk menunjang virtual pipeline kita,” kata Irfani.
Irfani pun menegaskan dengan transformasi dari perkapalan menuju marine company, maka Pertamina International Shipping juga bakal menyasar pasar internasional khususnya di regional Asia Tenggara.
“Ditatanan regional beberapa negara Asean pertumbuhan tinggi karena PDB naik. Peningkatan dari permintaan energi buka potensi dari logistik dan storage,” ujar Irfani.
Irfani melanjutkan, Pertamina International Shipping juga ada di posisi strategis pasalnya sejumlah negara tetangga seperti Thailand, Vietnam dan Filipina mengalami peningkatan kebutuhan storage yang diklaim cukup signifikan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, subholding shipping ini merupakan subholding pertama yang lahir pasca restrukturisasi.
Saat ini, Pertamina International Shipping tercatat memiliki 6 port dan 5 terminal BBM serta 750 armada kapal yang dikelola dimana 540 kapal merupakan milik sendiri dan sisanya merupakan kapal sewaan.
“Kami juga harus melakukan peremajaan supaya ini lebih baik, efisiensi. Pasar, selain domestik juga akan meningkatkan pasar ke luar,” ujar Nicke dalam kesempatan yang sama.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dengan peresmian subholding perkapalan ini maka diharapkan ada integrasi logistik kelautan ditubuh perusahaan migas plat merah tersebut. “Pasar kita besar, sumber daya alam (SDA) besar tapi kita lemah di supply chain. Saya berharap tahun ini konsolidasi yang ada logistik ke kelautan bisa terjadi,” kata Erick.
Sumber Kontan, edit koranbumn