Emiten penyedia layanan jasa kapal pandu dan tunda PT Jasa Armada Indonesia Tbk. baru saja menandatangani pengadaan empat unit kapal tunda. Keempat kapal tersebut dipesan perseroan dari PT Citra Shipyard.
Emiten bersandi IPCM tersebut memesan 4 unit kapal tunda dengan minimal daya 2×2200 HP tipe Azimuth Stern Drive (ASD) sesuai dengan kebutuhan perseroan. Demikian keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan.
Perseroan mengeluarkan investasi sebesarRp223,85 miliar belum termasuk pajak yang berlaku. Investasi termasuk harga mesin induk dan sistem propulsi merek Niigata dengan harga original sekitar 700 juta yen atau sekitar Rp90,7 miliar.
“Pembangunan kapal tersebut akan menggunakan dana yang bersumber dari IPO. Belum terdapat dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” ungkap Sekretaris Perusahaan Jasa Armada Indonesia, Indra Sigit Satyaputra dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/9/2018).
Sigit menyampaikan tujuan pembangunan kapal tersebut adalah peningkatan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kepada para stakeholder, mendukung kelancaran operasional dan performa pelayanan kepada pengguna jasa.
Selain itu, dengan penambahan kapal tersebut, perseroan juga akan memperkuat armada yang sudah dimiliki, serta dapat mengembangkan usaha dengan melakukan kerja sama usaha dengan pihak-pihak lain.
Sebelumnya, manajemen IPCM menyebut akan mulai menggunakan dana IPO pada 2019. Perusahaan akan membayar belanja kapal pada saat kapalnya selesai.
“Dana IPO belum digunakan karena dana tersebut untuk investasi. Investasi kapal itu membutuhan paling cepat satu tahun. Kami sudah alokasikan dananya, tinggal menunggu kapalnya selesai,” ungkap Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Dawam Atmosudiro beberapa waktu lalu.
Entitas anak Pelindo II tersebut meraup Rp461,89 miliar pada IPO akhir tahun lalu. Dengan biaya IPO sebesar Rp22,36 miliar, perseroan mengantongi dana bersih Rp439,53 miliar.
Saat ini serapan dana tersebut masih nol. Perseroan menempatkan dana hasil IPO dalam bentuk deposito pada Bank BTN sebesar Rp250 miliar dengan tingkat suku bunga 6,2%, sisanya Rp189 miliar ditempatkan dalam bentuk giro pada Bank Mandiri.