PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPC Car Terminal (IPCC) memastikan, sampai saat ini masih tetap beroperasi normal. Hal ini bertujuan mempertahankan kelancaran arus logistik dan bongkar muat kendaraan.
Upaya tersebut dijalankan dengan strategi pembagian shift bergilir bagi petugas operasional. Para petugas dibekali Alat Pelindung Diri (APD) operasi yang terstandardisasi, serta tambahan pelindung demi mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Sekretaris Perusahaan IPCC Sofyan Gumelar mengatakan, kebijakan operasional itu karena IPC Car Terminal menjadi garda terdepan negara dalam melayani ekspor dan impor otomotif di Indonesia. Maka aktivitas IPCC tetap berjalan normal selama tujuh hari 24 jam, meski dengan pembagian shift.
“Kegiatan ekspor dan impor sendiri, khususnya untuk segmen Completely Built Up (CBU), dalam beberapa pekan terakhir ini, berdasarkan data yang ada, mengalami penurunan. Seiring beberapa negara tujuan ekspor sudah melakukan pembatasan,” jelas dia melalui siaran pers pada Kamis, (26/3).
Beberapa negara yang telah melakukan pembatasan, kata Sofyan, di antaranya Malaysia dan Filipina. Dengan begitu secara otomatis pengiriman ke dua negara tersebut mengalami penurunan sementara.
Adapun pangsa pasar dari kedua negara itu, masing-masing sekitar 29 persen dan satu persen dari total jumlah ekspor CBU. Hingga pertengahan Maret 2020, total ekspor CBU ke Filipina sebanyak 6.455 unit atau lebih rendah 1,56 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 6.557 unit.
Sedangkan, unit CBU yang di ekspor ke Malaysia hingga pertengahan Maret 2020 mencapai 128 unit atau turun 58,84 persen. Pada periode sama 2019, jumlahnya menembus 311 unit.
Sofyan menyebutkan, ekspor segmen alat berat juga mengalami penurunan untuk kedua negara tersebut. Hingga pertengahan Maret 2020, pengiriman ekspor alat berat ke Filipina turun 32,43 persen year on year (yoy) menjadi 25 unit. Sedangkan, ke Malaysia turun 58,82 persen menjadi 14 unit.
IPCC, lanjutnya, hingga kini belum membatasi kedatangan Kapal RoRo, kapal-kapal tersebut masih bersandar sesuai jadwal rutin tetap. Hanya saja, dari segi jumlah muatan ada pengurangan. Hal ini terpengaruh dari sejumlah negara yang telah melakukan kebijakan pembatasan aktivitas ekspor impor.
Sementara, kegiatan operasional di terminal domestik, terlihat meningkat sedikit sebesar 6,28 persen. Namun untuk alat berat cenderung turun drastis mencapai 57,12 persen yang disebabkan di beberapa daerah menerapkan kebijakan terkait antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Industri otomotif dalam negeri pun mengalami penurunan produksi dikarenakan beberapa komponen yang masih diimpor dari negara lain yang menerapkan kebijakan pembatasan tersebut. Diharapkan berbagai pembatasan-pembatasan itu bersifat sementara.
“Juga diharapkan masih ada sejumlah negara lain yang tidak mengurangi aktivita ekspor impor otomotifnya. Dengan begitu pembatasan dari Malaysia dan Filipina dapat diimbangi dari aktivitas bongkar muat otomotif di negara-negara lainnya,” harap Sofyan.
Dirinya menegaskan, IPC Car Terminal tetap konsisten dan serius dalam mengupayakan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan perusahaan. Di antaranya melalui penyediaan Hand Sanitizer di setiap sudut ruangan yang mudah dijangkau, pengukuran suhu bagi pekerja dan semua pihak yang masuk dan keluar area perkantoran maupun terminal, penerapan social distancing pada area kerumunan dan antrian, serta pembagian masker bagi pekerja operasional dan front liner.
Termasuk juga penyemprotan disinfektan secara rutin. Lalu mulai membatasi atau menjadwalkan ulang bagi tamu yang akan berkunjung ke perusahaan.
Sumber Republika, edit koranbumn