PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika Lombok, menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk dukungan pembiayaan proyek pembangunan infrastruktur pariwisata di the Mandalika. Penandatanganan LoI ini adalah sebagai bentuk keseriusan AIIB untuk mendukung ITDC dalam pembiayaan proyek tersebut yang proses persiapannya telah berjalan selama 9 bulan terakhir. Penandatanganan LoI dilakukan oleh Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer bersama Director General Investment Operations AIIB Yee Ean Pang, yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Dalam LoI yang ditandatangani ini, AIIB siap mendukung pembiayaan melalui program Mandalika Urban & Tourism Infrastructure Project (MUTIP) senilai total USD 248,4 juta atau setara Rp 3,6 Triliun (1 USD = Rp 14.500,-). Pembiayaan kepada ITDC tersebut merupakan pembiayaan pertama secara standalone/ mandiri yang dilakukan AIIB di Indonesia dan secara global merupakan pembiayaan pertama AIIB bagi kegiatan pembangunan infrastruktur pariwisata.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan AIIB dalam pengembangan The Mandalika yang tengah kami lakukan. Kami juga sangat bangga ITDC terpilih sebagai institusi pengembangan pariwisata pertama di dunia yang akan memperoleh pembiayaan dari AIIB. Hal ini menunjukkan kepercayaan terhadap ITDC dan prospek the Mandalika, juga kepercayaan masyarakat global kepada potensi ekonomi Indonesia, khususnya sektor pariwisata, di masa sekarang dan masa datang,” kata Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.
Abdulbar M Mansoer menerangkan, melalui program MUTIP akan dilakukan pembiayaan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dasar pariwisata yang ada di the Mandalika dan lingkungan sekitarnya. AIIB juga akan bekerjasama dengan ITDC untuk melakukan pengawasan dalam pengembangan The Mandalika sehingga dapat berjalan sesuai rencana menjadi destinasi pariwisata berstandar internasional. Beliau menambahkan, bahwa pengembangan the Mandalika sebagai sebuah kawasan pariwisata akan memberikan dampak sosial ekonomi yang signifikan serta mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan dan kerja keras, kami optimistis pembangunan KEK Pariwisata Mandalika dapat segera terwujud sehingga target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019 yang dicanangkan Pemerintah dapat tercapai,” ujar Abdulbar.
Pengembangan Pariwisata Bali Utara
Dalam kesempatan yang sama, dua Head of Agreement (HoA) terkait pengembangan destinasi pariwisata di Bali Utara, juga ditandatangani antara ITDC – Menjangan Group – PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) dan ITDC – Menjangan Group – PT AMORSK Indonesia (AMORSK).
HoA dengan Menjangan Group dan WIKA, menyepakati sinergi ITDC dan WIKA dalam mengembangkan lahan seluas 100 ha milik Menjangan Group yang berlokasi di dekat Pulau Menjangan, Bali Utara. Dengan nilai investasi sebesar USD 198 Juta atau setara Rp 2,87 Triliun, lahan yang terletak di tepi pantai (beachfront) tersebut akan dikembangkan sebagai lifestyle hub yang terdiri dari hotel berbintang, vila, retail village, hutan mangrove, serta marina dan terminal kapal pesiar. Penandatanganan HoA dilakukan oleh Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, CEO Menjangan Group Janitra Limmantoro, dan Direktur Utama WIKA Tumiyana.
Sedangkan HoA antara ITDC, Menjangan Group, dan PT PT AMORSK Indonesia (AMORSK) mencakup pembangunan resort bintang 4 dan 6 di atas lahan seluas 20 ha, termasuk infrastruktur dan modal bagi pendirian perusahaan utilitas. Penandatanganan MOU dilakukan oleh Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, CEO Menjangan Group Janitra Limmantoro, dan President/Commisioner AMORSK Syed Naziam Syed Faizal. Sebagai informasi, AMORSK merupakan exclusive developer*hotels, resorts dan residences di bawah Paramount Hotels and Resort Branding and Management. (*tidak termasuk hotel di Lombok)
Kedua proyek tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2022.
“Kerjasama yang kami tandatangani ini akan menambah portofolio pengembangan bisnis destinasi pariwisata yang kami kelola, sekaligus menunjukkan keseriusan kami dalam menggarap lini bisnis baru Destination Management Organization (DMO). Dan kami yakin, menjelang usia ITDC yang ke 45 tahun ini, konstribusi ITDC dalam mendorong pengembangan industri pariwisata Indonesia akan semakin besar dan mampu membawa manfaat bagi masyarakat,” tutup Abdulbar.
Sumber ITDC