Jalur KA Garut – Cibatu kembali dioperasikan KAI setelah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir didampingi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo dab Bupati Garut Rudy Gunawan, serta di Stasiun Garut, Kamis (24/3).
Jalur Garut – Cibatu dibuka pertama kali pada tahun 1889 dan berhenti beroperasi pada tahun 1983. Melihat potensi yang ada, KAI mulai melakukan proses reaktivasi jalur tersebut sejak 2018. Dalam reaktivasi jalur sepanjang 19 km tersebut, juga dioperasikan kembali 3 stasiun yaitu Stasiun Garut, Wanaraja, dan Pasirjengkol.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak sehingga reaktivasi jalur Cibatu – Garut dapat terealisasi.
“Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Pemprov Jabar, Pemkab Garut serta kepada seluruh warga Kabupaten Garut atas dukungannya selama ini ke KAI. Saya juga berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat aktif dan antusias dalam mendukung reaktivasi lintas Garut – Cibatu sejak awal, hingga akhirnya pada hari ini kita bersama-sama menjadi bagian dari sejarah pengoperasian kembali jalur Garut-Cibatu,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Setelah direaktivasi, kini Stasiun Garut memiliki bangunan baru yang menyediakan ruang pelayanan pelanggan, ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, masjid, toilet difabel, area UMKM, area komersial, ATM, area bermain anak, dan fasilitas lainnya. KAI juga masih menjaga keaslian gedung Stasiun Garut yang lama sebagai bentuk pelestarian bangunan bersejarah.
Didiek mengatakan, latar belakang dan tujuan dari pengoperasian KA ini adalah untuk menyediakan jasa transportasi kereta api yang terjangkau untuk masyarakat Garut dan sekitarnya yang akan melakukan perjalanan ke luar kota. Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Garut khususnya dari potensi kebangkitan wisata, termasuk membantu para pengusaha kecil di sekitar stasiun dalam memasarkan produk lokal mereka dengan kehadiran Pojok UMKM.
Terdapat 1.077 bangunan permanen dan semi permanen di lintas serta 911 KK yang terdampak dari pelaksanaan reaktivasi jalur Garut – Cibatu ini.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami juga telah mengabadikan seluruh warga terdampak dari pembangunan ini dalam Prasasti yang terletak pada setiap stasiun KA yang beroperasi sebagai simbol bahwasanya pelaksanaan reaktivasi jalur ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa peran serta masyarakat Garut yang sudah rela malksanakan relokasi,” kata Didiek.
KAI juga melakukan penghijauan dan penggunaan energi baru terbarukan pada Stasiun Garut yang baru. Sebelumnya KAI melakukan penanaman 83 batang pohon dan tanaman pada area Stasiun Garut untuk mendukung program BUMN Hijaukan Indonesia. Total KAI telah menanam sebanyak 56 ribu pohon di stasiun, kantor, dan berbagai lokasi lainnya di wilayah operasi KAI. KAI juga telah memasang pembangkit listrik tenaga surya di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.
Pada kesempatan ini pula, diresmikan pengoperasian KA Cikuray rute Garut – Pasar Senen pp dan KA Garut Cibatuan rute Garut – Purwakarta pp. Nama KA Cikuray diambil dari nama sebuah gunung yang berada di wilayah Garut yang terkenal dengan pemandangan alam yang sangat indah sehingga menjadi destinasi wisata favorit khususnya untuk para pendaki gunung. Dengan penamaan tersebut, diharapkan hadirnya KA Cikuray ini dapat meningkatkan pariwisata di daerah Garut.
KA Cikuray merupakan KA Jarak Jauh yang terdiri dari 7 kereta ekonomi dengan kapasitas total 560 tempat duduk. KA Cikuray memiliki 2 jadwal keberangkatan yaitu:
1. KA 7047 Relasi Garut – Pasar Senen berangkat Garut pukul 07.05 datang Pasar Senen pukul 13.32
2. KA 7048 Relasi Pasar Senen – Garut berangkat Pasar Senen pukul 17.55 datang Garut pukul 00.53
Adapun KA Garut Cibatuan merupakan KA Lokal yang terdiri dari 7 kereta ekonomi dengan kapasitas total 1.113 pelanggan. Pada masa pandemi kapasitas maksimal Kereta Api Lokal yaitu 70% dari kapasitas maksimal, sehingga kapasitasnya menjadi 780 pelanggan. KA Garut Cibatuan memiliki 4 jadwal keberangkatan yaitu:
1. KA 451E Relasi Garut – Padalarang berangkat Garut pukul 06.05 datang Padalarang pukul 10.23
2. KA 441E Relasi Garut – Purwakarta berangkat Garut pukul 10.55 datang Purwakarta pukul 17.15
3. KA 448E Relasi Purwakarta – Garut berangkat Purwakarta pukul 04.10 datang Garut pukul 10.29
4. KA 442E Relasi Purwakarta – Garut berangkat Purwakarta pukul 16.15 datang Garut pukul 22.23
KA Cikuray dan KA Garut Cibatuan melayani masyarakat mulai 25 Maret 2022 dan tiketnya dapat dipesan melalui aplikasi KAI Access, web kai.id, loket stasiun, serta channel resmi penjualan tiket KAI lainnya. KA Cikuray menggunakan tarif Public Service Obligation (PSO) yaitu Rp45.000 untuk rute Garut – Pasar Senen pp. Serta Rp15.000 khusus untuk rute Garut – Purwakarta pp yang hanya dijual secara go show mulai 3 jam sebelum keberangkatan. Adapun KA Garut Cibatuan juga termasuk KA Lokal PSO dengan tarif yaitu Rp6.000 s.d Rp14.000 tergantung jarak perjalanan.
Sesuai SE Kementerian Perhubungan Nomor 25 Tahun 2022, pelanggan KA Jarak Jauh yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua (lengkap) atau ketiga (booster) tidak diwajibkan menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen pada saat proses boarding. Sedangkan untuk KA Lokal tidak diwajibkan untuk menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen. Untuk informasi lebih lanjut terkait syarat naik KA di masa pandemi Covid-19, masyarakat dapat menghubungi Contact Center KAI melalui telepon di 121, WhatsApp 08111-2111-121, email cs@kai.id, atau media sosial KAI121.
“Pengoperasian KA Cikuray dan KA Garut Cibatuan ini sudah sangat dinantikan oleh masyarakat selama ini. Hadirnya kedua KA tersebut diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, membuka potensi wisata baru, serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Garut dan sekitarnya,” kata Didiek.
Pada peresmian reaktivasi jalur KA Garut – Cibatu ini, KAI juga melakukan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi masyarakat berupa vaksinasi Covid-19 dan pembagian sembako sebanyak 500 paket berisi susu kental manis, mie instan, teh, kecap, dan sarden dengan total bantuan senilai Rp30 juta.
Di samping itu, dilakukan juga peresmian Masjid Al-Barru yang terletak di Stasiun Garut oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir. Masjid ini menjadi bagian dari TJSL KAI yang sebelumnya juga telah membangun masjid di Stasiun Cibatu. Masjid-masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas bagi pelanggan, tetapi juga merupakan fasilitas ibadah bagi masyarakat di sekitar stasiun.
“Dengan telah dioperasikan kembali jalur KA Garut – Cibatu ini, mari bersama-sama menjaga fasilitas publik tersebut dan turut menjadikan kereta api menjadi moda transportasi pilihan masyarakat dari dan menuju Garut,” tutup Didiek.
Sumber KAI, edit koranbumn