Hingga Juni 2021 PT Jamkrindo telah menjamin sebanyak Rp 17,49 triliun dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disalurkan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo, Suwarsito merinci, Jamkrindo telah menjamin 1 juta lebih UMKM, 1,2 juta tenaga kerja dengan imbal jasa penjaminan yang diterima oleh Jamkrindo sebesar Rp 2,28 triliun.
“Sampai saat ini klaimnya masih sangat kecil, baru sekitar Rp 10 miliar. Harapannya ke depan masih tetap baik,” ujar Suwarsito dalam Virtual Discussion Cobisnis – Mikro Forum 2021 dengan tema ‘Penguatan UMKM Sebagai Pengungkit Kebangkitan Ekonomi’, Jumat (16/7).
Adapun sebaran penjaminan PEN, paling banyak berada di Pulau Jawa dengan plafon Rp 4,9 triliun. Kemudian diikuti Sumatera Rp 1,6 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 367 miliar, Papua Rp 235 miliar, Sulawesi Rp 700 miliar, dan Kalimantan Rp 680 miliar.
Menurut Suwarsito, fungsi Jamkrindo sangat penting dalam program PEN yakni untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha sektor riil. Para pelaku UMKM yang akan mengembangkan usaha tapi terdampak pandemi, akan disediakan program penjaminan dimana Jamkrindo dan Askrindo menjamin kredit sampai dengan 80 persen. “Hal ini agar pelaku UMKM tetap eksis dan melaksanakan usahanya,” kata Suwarsito.
Selain program PEN, Jamkrindo juga menjamin program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga tahun 2024, diperkirakan anggaran untuk KUR akan terus dinaikkan. Tahun ini, Jamkrindo sudah menjamin Rp 380 triliun pada berbagai sektor.
Rinciannya, 59 persen pada sektor jasa perdagangan, 31 persen pada agribisnis, dan 10 persen pada pertambangan. Saat ini jumlah tenaga kerja yang terserap yaitu sebanyak 18 juta, dengan jumlah UMKM sebanyak 14,2 juta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“KUR ini program pemerintah untuk UMKM, terakhir ada penambahan supermikro, harapannya semakin banyak pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan dengan program penjaminan,” katanya.
Sementara, pelaku usaha pembiyaan financial technology (fintech) dari Esta Kapital, Yefta Surya Gunawan mengatakan, peran kontribusi industri fintech dalam penyaluran kredit secara keseluruhan sangat besar. Dia menyebutkan, sebanyak Rp 10 triliun dana digulirkan per bulannya oleh industri fintech.
“Per bulan mencapai Rp 10 triliun yang disalurkan, Rp 1,7 triliur di bulan Juni lalu disalurkan khsusus untuk usaha, menambah modal usaha ataupun membangun usaha baru dan bukan konsumtif,” ujarnya.
Saat ini di industri Fintech ada 124 perusahaan fintech yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 67 diantaranya telah mendapatkan izin per Juni 2021. Esta Kapital merupakan perusahaan yang telah mengantongi izin OJK dan fokus pada pengembangan UMKM.
Saat ini Esta Kapital telah mempertemukan 2.000 pemodal dengan lebih dari 30 ribu pengguna di seluruh Indonesia. “Sudah 100 miliar lebih pencairan pinjaman yang kami lakukan, dengan tingkat kelancara pinjaman sampai dengan 98,95 persen,” ujar Yefta.
Sumber Republika, edit koranbumn