Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus memperbaiki kinerja dan menjalankan restrukturisasi perusahaan negara yang bergerak di sektor strategis. Setelah berhasil menjalani transformasi di sektor keuangan, kesehatan, energi, pelabuhan, digital, pertambangan yang ramah lingkungan, serta sektor lainnya, dalam rangka ketahanan pangan, kini Kementerian BUMN fokus meningkatkan kapasitas gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020ā2024 menargetkanĀ swasembada gulaĀ konsumsi di tahun 2025.Ā Salah satu langkah strategis Kementerian BUMN dalam menggapai swasembada gula nasional adalah pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).
Perusahaan ini merupakanĀ sub holdingĀ dariĀ Holding Perkebunan NusantaraĀ PTPN III (Persero), yang fokus di bidang industri gula, mulai dari hulu hingga hilir.Ā PT SGN saat ini mengonsolidasikan 36 pabrik gula di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M Abdul Ghani menyatakan untuk mencapai swasembada GKP tahun 2025, produksi GKP dalam negeri harus sebesar 3,9 jutaĀ ton. PTPN Group melalui PT SGN mendukung penuh upaya pemerintah mewujudkan swasembada gula nasional.
Dukungan tersebut tidak semata berlandaskan perhitungan dan kalkulasi usaha dan aspek komersial. PTPN Group sebagai perusahaan BUMN, memiliki kewajiban moral untuk membangun dan mendukung ketahanan pangan, termasuk ketersediaan pasokan dan stabilitas harga gula konsumsi.Ā āMelalui PT SGN, PTPN Group akan melakukan transformasi kelas dunia di komoditas tebu dan gula,ā ujar Abdul Ghani.
PTPN Group memberikan tanggung jawab dan target operasional kepada PT SGN agar mampu memproduksi gula konsumsi sebanyak 2,6 juta ton per tahun. Serta meningkatkan produktivitas perkebunan tebu dari 67 ton per hektare (ha) menjadi 97 ton per ha. Target ini merupakan target jangka menengah, yang harus terealisasi pada 2030.
Dalam rangka memenuhi target tersebut, PT SGN telah menyusun cetak biru (blue print)Ā model bisnis dan operasional. Di dalamĀ blue printĀ tersebut, PT SGN akan meningkatkan kinerja operasional, baik di sektor hulu, maupun hilir.
Di sektor hulu, PT SGN berupaya melakukan ekstensifikasi (peningkatan produksi melalui penambahan luas lahan tebu) melalui serangkaian kerja sama pemanfaatan lahan, termasuk lahan bengkok milik pemerintah desa di seluruh Indonesia. PT SGN juga melalukan intensifikasi (peningkatan produktivitas bahan baku tebu) melalui pendampingan dan pembinaan Petani Tebu Rakyat (PTR).Ā āSaat ini, PTPN Group menguasai 132.524 ha lahan tebu, sedangkan total lahan tebu milik PTR mencapai 228.584 ha,ā ujar Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Aris Toharisman.
PT SGN akan melalukan serangkaian pendekatan, pembinaan, dan pendampingan kepada PTR. Perusahaan akan memperbaiki sistem budi daya tebu melalui perbaikan kualitas bibit, pupuk, dan pestisida, pengaplikasian teknologi danĀ smart farming, akses permodalan dan asuransi pertanian, hingga jaminan pembelian hasil panen (off-taker). āMelalui serangkaian pendampingan holistik, harapannya produktivitas tebu PTR meningkat,ā ujar Aris.
Di sektor hilir, PT SGN memiliki target meningkatkan kualitas rendemen gula, dari 7,3 persen menjadi 11,2 persen pada 2030. Peningkatan rendemen ini akan mengakselerasi produksi gula PT SGN, dari 800 ribu ton menjadi 2,6 juta ton per tahun. Langkah peningkatan tersebut membutuhkan investasi, khususnya pengadaan mesin dan teknologi terbaru.
Berbekal arus kas (cash flow)Ā positif, PTPN Group akan melakukan revitalisasi dan peremajaan mesin serta peningkatan fasilitas pabrik gula milik PT SGN. Selain itu, perseroan akan meningkatkan proses riset dan pengembangan guna menghasilkan varietas bibit tebu unggulan dan teknologi terapan di industri gula. Kementerian BUMN turut mengupayakan kerja sama antara PT SGN dengan mitra strategis, yang berpengalaman dan menjadiĀ key leaderĀ (pemain utama) industri gula di pasar internasional.
Swasembada gula konsumsi menjadi sebuah keniscayaan, dengan syarat Pemerintah dan seluruh anak bangsa bersatu padu membangun kembali kejayaan industri gula nusantara. Swasembada tidak akan terlaksana dan tercapai tanpa peningkatan produktivitas tebu mulai dari hulu hingga ke hilir.
Menurut Abdul Ghani, peningkatan produktivitas menjadi kunci utama untuk mewujudkan kesejahteraan PTR. Menurut kalkulasi PTPN Group, jika produktivitas budi daya tebu mencapai 8 ton per ha, maka PTR dapat meraih sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 25.695.368. PTPN Group optimistis dalam waktu kurang dari 5 tahun, produktivitas PTR mencapai target, sehingga kesejahteraan mereka turut meningkat.
Sumber Republika, edit koranbumn