SKK Migas memastikan proyek strategis nasional (PSN) hulu minyak dan gas (Migas) Train 3 LNG Tangguh yang dikerjakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Berau dapat rampung sesuai target perencanaan pada Maret 2023.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap pembangunan fasilitas Train 3 LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat itu dapat selesai pada akhir 2022. Kemudian, gas dapat mulai dialirkan pada triwulan pertama tahun depan.
Hal itu disampaikan Dwi saat meninjau langsung perkembangan pembangunan fasilitas Train 3 LNG Tangguh bersama dengan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, Staf Ahli Menteri ESDM, Nanang Untung dan Triharyo Soesilo, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Migas Mustafid Gunawan yang disambut langsung oleh President BP Indonesia Nader Zaki dan VP Operasional Dave Campbell, Selasa (21/6/2022).
“Kunjungan langsung oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas ke proyek Tangguh Train 3, menunjukkan arti penting terhadap kepastian penyelesaian proyek ini, untuk dapat meningkatkan produksi gas guna mendukung perekonomian nasional dengan terpenuhinya kebutuhan gas untuk domestik yang dialokasikan mencapai 75 persen, serta upaya untuk dapat mendorong segera terwujudnya penerimaan negara dari penjualan gas Tangguh Train 3”, kata Dwi melalui siaran pers, Rabu (22/6/2022).
Tangguh train 3 dengan kapasitas 3,8 million tons per annum (mtpa) dikembangkan berdasarkan persetujuan plan of development (POD) II dengan nilai investasi dapat mencapai hingga US$11 miliar atau setara dengan Rp159 triliun.
Pengembangan dimulai sejak 2016 dan mengalami banyak tantangan yang utamanya diakibatkan Covid-19. Akibatnya pengembangan proyek sempat mengalami dua kali outbreak yang menyebabkan perkembangan relatif terhambat saat itu.
Seiring dengan melandainya kurva pandemi tahun ini, kinerja pembangunan sudah kembali pulih dengan total pekerja mencapai 12.900 orang dan diharapkan komplesi dapat selesai pada akhir tahun dan gas dapat dialirkan pada awal tahun depan.
Lebih lanjut, Dwi menyampaikan, proyek Tangguh Train 3 dapat menciptakan lapangan kerja yang mayoritas berasal dari masyarakat lokal. Pada saat beroperasi nanti ditargetkan lebih dari 85 persen operator akan berasal dari masyarakat setempat.
Dengan demikian, proyek itu diharapkan dapat menciptakan perputaran perekonomian di Teluk Bintuni Papua Barat dan mendorong tumbuhnya ekonomi lokal lainnya.
“Tangguh Train 3 dalam jangka panjang akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya mencapai target 2030, terutama untuk pencapaian target produksi gas yang mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan produksi gas nasional saat ini yang berada di kisaran 5.900 MMSCFD”, kata dia.
Proyek LNG Tangguh adalah proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara British Petroleum sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat. Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 kilometer persegi.
Produksi Gas Bumi Rata-rata Lapangan Tangguh tahun 2021 sebesar 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD. Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.
Sumber Bisnis, edit koranbumn