PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya menggenjot penyaluran pembiayaan perumahan hingga akhir 2022, salah satunya dengan meluncurkan Program Kangen Banget (KPR/KPA Agent – BonusnyA NGagETin). Adapun program yang merupakan kerja sama antara BTN dengan agen properti ini ditargetkan bisa menyalurkan pembiayaan baik KPR maupun KPA sebanyak lima ribu unit.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pertumbuhan realisasi KPA/KPR agen properti tergolong pesat pada semester I 2022. Tercatat tumbuh 354 persen dengan jumlah pembiayaan KPR/KPA sebanyak 870 unit senilai Rp 360 miliar.
“Kerja sama BTN dengan mitra agen properti menunjukan hasil yang luar bisa dalam beberapa tahun belakang,” ujarnya, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya peluncuran program menawarkan suku bunga mulai dari 3,72 persen, uang muka mulai dari lima persen khusus KPR/KPA primary dan 10 persen khusus KPR/KPA secondhand, penawaran fee agent sebesar 1,2 persen dan reward bonus jalan-jalan ke dalam dan luar negeri.
“BTN sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan selalu berupaya untuk menjadi solusi pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat memiliki hunian idaman. Eksistensi dan peran agen properti sebagai tenaga penjual property juga memiliki peran penting dalam bisnis properti yang kini menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar menambahkan program ini memberikan kemudahan kepada konsumen agen properti berupa uang muka ringan, angsuran terjangkau dengan jangka waktu panjang serta berjenjang.
“Agar program ini lebih menarik kita berikan berikan fee kepada agen properti sebesar 1,2 persen. Kemudian uang muka sebelumnya rumah bekas dari 20 sampai 30 persen menjadi 10 persen, sedangkan rumah baru dari 10 sampai 15 persen menjadi lima persen,” ucapnya.
Ke depan Hirwandi berharap program ini bisa meningkatkan penyaluran KPR komersial atau nonsubsidi yang ditargetkan komposisinya bisa lebih dari 40 persen dari total penyaluran kredit perseroan. Saat ini komposisi KPR subsidi sekitar 62 persen dan sisanya 38 persen berasal dari KPR komersial
Sumber Republika, edit koranbumn