Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, meluncurkan produk lifescience, berupa Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Peluncuran ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, dalam acara Kebangkitan Inovasi Nasional untuk melawan Covid-19.
RT-PCR yang dihasilkan Bio Farma, merupakan hasil kolaborasi dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Menurut Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki, Produk Bio Farma berupa RT-PCR kit masuk dalam kategori Screening dan diagnosis. Ini memiliki fungsi untuk mendeteksi virus Sars Cov2 penyebab Covid-19 yang merupakan gold standar dalam pemeriksaan Covid19.
“Bio Farma tergabung dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) (TFRIC19) bersama Nusantics dan BPPT dan mendapatkan dukungan dari Gerakan Indonesia Pasti Bisa,” kata Sri.
Sri menjelaskan, tugas dari Bio Farma adalah untuk melakukan validasi, regristrasi, produksi dan juga distribusi. produk ini merupakan hilirisasi dari peneltian yang merupakan hasil kolaborasi dan inovasi. “Pada tanggal 5 Mei 2020, sudah mendapatkan Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan,” kata Sri Harsi.
Untuk tahap awal, kata dia, RT-PCR ini, akan diproduksi sebanyak 100 ribu kit, sampai dengan akhir Mei 2020. Jumlah tersebut akan di donasikan kepada BNPB untuk kemudian didistribusikan kepada laboratorium yang berada di 45 lokasi. Setelah pendonasian selesai, maka akan dilkukan tahap komersialisasi.
Sampai dengan saat ini, kata dia, sudah 16 lab yang menerima donasi dari Bio Farma, berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan Kementerian Kesehatan berdasarkan peta epidemiologi dengan prinsip 3T (Tepat Laboratorium, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu). Hal lain yang harus terpenuhi dari laboratorium adalah sudah memenuhi standar teknis antara lain memiliki fasilitas Bio Safety Level (BSL) 2, PCR Open System, dan sudah pernah melakukan analisa sampel Covid-19.
Keunggulan yang dimiliki dari RT PCR ini, kata dia, adalah memiliki sensitivitas yang tinggi hampir 100 persen untuk mendeteksi Covid-19 karena didesain oleh target gen sesuai sequence virus yang ada Indonesia. Keunggulan kedua RT PCR ini didesain untuk open system PCR sehingga bisa digunakan dimesin PCR manapun.
Keunggulan berikutnya, kata dia, adalah sudah menerapkan GDP (Good Distribution Process) sesuai dengan Rekomendasi dari WHO. Yakni, dalam pengantaran suhunya mengikuti prinsip sistem rantai dingin / cold chain system, seperti distribusi vaksin pada umumnya dan yang tidak kalah penting, adalah harga yang ditawarkan saat komsersialisasi,akan terjangkau.