PT Kimia Farma (Persero) Tbk. optimistis dapat menjaga pertumbuhan dua digit yang telah dibukukan sampai dengan semester I/2018 sejalan dengan efisiensi serta transformasi yang diimplementasikan oleh Perseroan
Direktur Keuangan Kimia Farma I.G.N Suharta Wijaya menuturkan, pertumbuhan yang dibukukan perseroan selama semester I/2018 melampau industri farmasi di dalam negeri. KAEF membukukan pertumbuhan dua digit untuk penjualan bersih dan laba bersih pada paruh pertama tahun ini
Sepanjang Januari – Juni 2018, KAEF membukukan penjualan bersih Rp 3,4 triliun, naik 29,08% year on year dari Rp 2,63 triliun
Dari situ, perseroan mengamankan laba bersih Rp 121,99 miliar. Pencapaian itu tumbuh 28,33% dibandingkan dengan Rp 95,06 pada semester I/2017
Suharta menjelaskan bahwa pencapaian yang diraih pada semester I/2018 berkat efisiensi dan transformasi digital yang dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Menurutnya, perseroan telah menempuh strategi yang tepat untuk menjaga profitabilitas pada tahun ini
Dari sisi hulu, KAEF telah menggulirkan sejumlah efisiensi mulai dari mesin produksi hingga pengadaan bahan baku. KAEF juga melakukan pembenahan rantai pasok dengan membangun pusat distribusi nasional
Adapun di sisi hilir, Suharta menyebut strategi yang berhasil mendongkrak pendapatan yakni transformasi ritel. Total gerai yang dimiliki sudah mendekat 1100 unit dan akan terus bertambah hingga akhir tahun
Hingga semester I/2018, dia mengungkapkan produk obat ethical atau resep masih memiliki kontribusi paling besar bagi pendapatan dengan kontribusi sebesar 46%. Ke depan, pihaknya akan mendorong porsi penjualan produk reguler
Secara detail, KAEF akan mendorong penjualan produk over the counter (OTC) untuk berkontribusi lebih terhadap pendapat perseroan. Apalagi, kategori tersebut diproyeksikan akan menghasilkan pendapatan yang lebih berkelanjutan
“Pengembangan produk reguler kami boosting dan harapan kami pertumbuhan dua digit sampai akhir tahun benar-benar dapat dicapai. Sampai Juli 2018 trennya masih di kisaran 20%,” ujarnya kepada Bisnis
Kendati demikian, Suharta mengungkapkan perseroan juga membidik peluang meningkatnya penjualan produk generik. Strategi itu menyusul perluasan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Untuk strategi di hilir, KAEF akan mengintegrasikan antara apotek dan klinik. Artinya, perseroan akan menyatukan antara apotek, klinik, hingga laboratorium diagnostik untuk menggenjot pendapatan
“Dengan strategi itu KAEF dapat menangkap peluang peningkatan penjualan dari perluasan program JKN,” paparnya
Saat ini, Suharta mengungkapkan perseroan tengah mengimplementasikan digitalisasi mulai dari hulu hingga ke hilir dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Hal tersebut merupakan implementasi dari perjanjian kerja sama (PKS) yang diteken pada akhir tahun lalu
Menurutnya, PKS tersebut sangat membantu digitalisasi yang dilakukan korporasi. Pasalnya KAEF tidak perlu menggelontorkan dana besar untuk investasi pada tahap awal
Terkait dengan rencana ekspansi, Suharta menjelaskan bahwa pihaknya mengalokasikan belanja modal hingga Rp 3,5 triliun. Anggaran tersebut sebagian besar akan digunakan untuk mendanai ekpansi anorganik perseroan termasuk merger dan akuisisi
Kendati alokasi capital expenditure cukup besar, KAEF belum memiliki rencana untuk menggalang dana segar dari pasar modal sampai dengan akhir tahun ini. Pasalnya, kebutuhan ekspansi telah terpenuhi melalui penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) pada 2017 senilai total Rp 1 triliun dan komitmen perbankan
Salah satu ekspansi yang telah dieksekusi yakni akuisisi 60% saham perusahaan jaringan ritel farmasi di Arab Saudi, DaWaa Medical Limited Company pada awal tahun ini. Selain berencana menambah puluhan gerai, KAEF berencana mengembangkan pabrik manufaktur di negara tersebut
Anak usaha di Arab Saudi yang bernama PT Kimia Farma Dawaa itu telah mengantongi penjualan Rp 60 miliar hingga Juli 2018. Ditargetkan, pendapatan yang dikantongi entitas usaha itu menembus Rp 150 miliar sampai dengan akhir 2018
Selain akuisisi tersebut, KAEF juga masih berencana melakukan akuisisi rumah sakit pada 2018. Perseroan masih melakukan proses due diligence dengan calon mitra terkait
“Akuisisi rumah sakit dilakukan untuk melengkapi ekosistem healthcare kami,” imbuh Suharta
FAKTOR KURS
Suharta mengatakan, Persroan memiliki eksposure yang rendah terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikta (AS). Pasalnya mayoritas transaksi yang dilakukan mayoritas berdenominasi rupiah
Untuk urusan bahan baku, KAEF diuntungkan karena telah meneken kontrak selama 2 tahun. Dengan demikian, pasokan bahan baku tetap terkenali hingga akhir 2018
“Jadi sampai akhir tahun ini kurs bergejolak, kami tidak terlalu banyak berpengaruh,” jelasnya
Kendati telah memiliki kontrak bahan baku selama 2 tahun, Suharta tetap mewaspadai gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Salah satu strateginya dengan melakukan natural hedging melalui anak usahanya yang 100% berorientasi ekspor, yakni PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL)
Dia menjelaskan bahwa SIL melakukan ekspor ke beberapa negara seperti Belanda dan Jerman. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja ekspor, entitas anak tersebut juga mendapatkan fasilitas pembiayaan perbankan senilai US$207.426,54 atau setara dengan Rp 2,98 miliar
“Jadi sebagian besar eksposur Kimia Farma dalam rupiah,” imbuhnya
Sementara itu Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menyatakan tetap waspada terhadap gejolak nilai tukar rupiah. Akan tetapi, pihaknya mengklaim dampak yang dirasakan bagi perseroan tidak signifikan
“Kami terus berusaha menjaga pertumbuhan dua digit sambil waspada dan melakukan efisiensi mulai dari proses bisnis, proses produksi, hingga rantai pasok,” jelasnya
Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas menilai ekspansi yang dilakukan KAEF masih sejalan dengan strategi perseroan. Dengan demikian perseroan diproyeksikan mampu mencapai target pertumbuhan dua digit pada 2018
“Saya rasa masih bisa double digit karena volume penjualan masih cukup tinggi dengan operating expenditue cukup ditekan,” paparnya
Pada akhir perdagangan Kamis (6/9), saham KAEF menguat 5,14% atau 110 poin ke level Rp 2.520. Dalam 3 bulan terakhir KAEF menguat 11,94%
*Bisnis Indonesia, 7 September 2018