Laba bersih PT Waskita Karya (Persero) Tbk. ambles 76,33 persen menjadi tinggal Rp938,14 miliar pada 2019. Penurunan pendapatan dan kenaikan beban keuangan menjadi pemicu penurunan laba bersih Waskita Karya secara signifikan.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan 2019, pendapatan Waskita Karya turun 35,67 persen menjadi Rp31,87 triliun. Beban pokok juga turun 35,42 persen menjadi Rp25,78 triliun sehingga laba kotor perseroan mencapai Rp5,6 triliun, juga turun 36,76 persen.
Sementara itu, pos beban keuangan dan kerugian dari entitas asosiasi menjadi penggerus laba Waskita Karya. Per Desember 2019, beban keuangan naik 47,22 persen menjadi Rp3,62 triliun.
Beban keuangan meningkat kendati secara umum liabilitas Waskita Karya 2,13 persen menjadi Rp93,47 triliun. Namun, liabilitas jangka panjang melonjak 25,17 persen menjadi Rp48,44 triliun, dipicu kenaikan utang bank, utang lembaga keuangan non bank, dan utang obligasi jangka panjang.
Di sisi lain, emiten bersandi saham WSKT itu mencatat penurunan saldo kas dan setara kas pada akhir tahun. Saldo ini turun 14,64 persen secara tahunan menjadi Rp9,25 triliun per akhir 2019.
Penurunan kas disebabkan oleh penurunan aktivitas pendanaan perseroan pada tahun lalu. Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat menurun 77,99 persen menjadi Rp4,33 triliun.
Meski pendanaan melandai, total kas bersih untuk aktivitas investasi perseroan pada tahun lalu tetap tinggi, yakni Rp14,92 triliun. Namun, dibandingkan dengan investasi atau belanja modal pada tahun sebelumnya, terjadi penurunan 20,48 persen.
Sementara itu, kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi mencapai Rp9,01 triliun, naik 124,71 persen dari capaian pada tahun sebelumnya. Kenaikan kas dari aktivitas operasi, rendahnya aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi yang masih tinggi membuat saldo kas perseroan pada akhir tahun menurun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn