Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa dari Jakarta sampai Surabaya telah memberikan konektivitas tersendiri. Namun, itu belumlah cukup. Konektivitas tersebut juga harus diiringi dengan manfaat lain kepada masyarakat luas.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan saat mengunjungi dua rest area (Rest Area 207A Jalan Tol Palikanci dan Rest Area 391A Jalan Tol Batang-Semarang) yang terletak di jaringan Jalan Tol Trans Jawa, Sabtu (29/12). Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Perhubungan didampingi oleh antara lain Dirjen Perhubungan Darat Budi Setyadi, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani, dan Direktur Operasi I Jasa Marga Mohammad Sofyan.
Dalam kunjungan tersebut, konektivitas, kata dia sesuai arahan Presiden Jokowi kepada dirinya, adalah keharusan.
“Tapi, konektivitas yang seperti apa? Konektivitas yangdelivered. Artinya, fungsi jalan tol tidak hanya menghubungkan Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya. Ada arti jalan tol bagi masyarakat. Banyak yang bertanya, ‘jalan tol dibangun untuk apa?’ Kita membuktikan jalan tol memberikan makna bagi masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, Budi Karya bercerita, dirinya bertemu dengan Walikota Cirebon. Di Kota Cirebon, ia mendapat informasi begitu banyak daerah-daerah wisata. Lalu, di Nganjuk, ia juga memperoleh informasi ada suatu industrial estate seluas 100 hektar.
“Restoran penuh. Lalu, dari 100 hektar industrial estate, berapa banyak lapangan kerja yang terbuka? Jadi, orang-orang tidak perlu lagi ke Surabaya atau lainnya,” tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, Jasa Marga serta beberapa BUMN turut berkolaborasi dalam mengkurasi kerajinan dan makanan masyarakat di kota-kota di sepanjang jalan tol.
“(Ini) suatu bentuk konektivitas yang delivered bahwa konektivitas itu punya arti bagi masyarakat. Satu, berfungsi sebagai sarana perhubungan. Tapi, dia juga mempunyai fungsi membangkitkan ekonomi masyarakat di kota-kota yang dilalui. Oleh karenanya, saya eager sekali kalau kuliner ini harus ditingkatkan. Saya sendiri kalau ke kota-kota tertentu yang dicari kuliner,” ungkapnya.
Sekarang, kata dia, setiap 15 km terdapat satu rest area. Total ada 61 rest area di sepanjang Tol Trans Jawa.
“Pada saat ini, (jumlah tersebut) memang tidak masalah. Tapi pada saat libur Lebaran kurang. Ini harus disikapi dengan menambah area parkir dan sebagainya karena kalau terlalu banyak (jumlah rest area), (pelaku UKM) tidak laku, kasihan juga. Saya bilang tetap saja segini dulu. Tapi tempat parkirnya diperluas supaya pada saat libur Lebaran orang bisa beristirahat dengan daya tampungnya lebih banyak,” tutup Budi.
Sumber JasaMarga / edit koranbumn.com