PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mencatat hingga saat ini sebanyak empat investor strategis telah masuk pada tahap non-binding offer untuk mengakuisisi sebagian saham subholding PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI). Target saham yang dilepas bisa mencapai 40 persen.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, sejauh ini investor yang beminat mengambil sebagian saham KSI adalah Indonesia Investment Authority (INA), PT Danareksa (Persero), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
“Yang menyampaikan minat awalnya sekitar 10, sementara yang memasukkan non-binding offer ada 4 perusahaan, step berikutnya adalah due dillegence, kemudian final offer pada Agustus,” kata Silmy kepada Bisnis, Rabu (21/7/2021).
Peminat saham KSI juga ada yang berasal dari sektor swasta. Mengenai detail perusahaan ini, Silmy enggan menjawab lantaran pihak yang bersangkutan minta supaya tak diungkap ke publik.
Silmy menambahkan, saham KSI yang akan dilepas perseroan sekitar 10-40 persen. Namun, emiten berkode saham KRAS ini belum mau mengungkap target dana yang diraih dari hasil divestasi ini.
Seperti diketahui, pembentukan subholding KSI telah diresmikan pada 13 Juli 2021. KSI lebih dikenal dengan nama PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan kini menjadi induk subholding dari PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
Silmy sebelumnya mengatakan subholding ini memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Empat perusahaan di bawah KSI mencatat total pendapatan Rp 3,4 triliun dan EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020.
KSI diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun pada lima tahun mendatang, Sementara itu, EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025.
Sumber Bisnis, edit koranbumn